“RANGKAIAN ARUS SEARAH”

Posted by Junari Sape Sabtu, 30 Maret 2013 0 komentar

JUDUL: Makalah 
“RANGKAIAN ARUS SEARAH” 

KATA PENGANTAR
Alhamdullah puji syukur atas kehadirat Allah swt yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada makhluknya terutama manusia. Demikian pula salam serta salam kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita sampai akhir zaman. Yang dengan keyakinan itu kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun dengan tepat waktu.
Disadari betul bahwa kami sebagai bagian dari seluruh makhluk Tuhan yang dhaif yang sudah pasti secara sosial sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Akhirnya, kami dengan tangan terbuka menerima kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami kedepannya.
Demikian semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
                                                                                    Makassar,  Nopember 2011
                                                                                                                       
                                                             Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................
A.  Latar Belakang........................................................................................
B.  Rumusan Masalah...................................................................................
C.  Tujuan......................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
A.  Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri..............................................
B.  Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel..........................................
C.  Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus...................................
D.  Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber..........................................
BAB III : PENUTUP................................................................................................
A.  Kesimpulaan............................................................................................
B.  Saran........................................................................................................
 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
       Dalam makalah ini, akan dianalisis beberapa rangkaian sederhana yang terdiri dari sumber tegangan, resistor dan kapasitor dalam berbagai kombinasi untuk memperoleh nilai tegangan dan arus serta besaran lain dari rangkaian tersebut. Rangkaian demikian disebut dengan rangkaian arus searah (DC), karena arus yang mengalir dalam rangkaian memiliki satu arah saja. Rangkaian arus searah yang didalamnya arah arus berubah seiringan waktu. Lampu senter dan sistem sambungan kawat mobil adalah contoh-contoh rangkaian arus searah.
B. Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
2.    Bagaimanakah Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel
3.    Bagaimanakah Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus
4.    Bagaimanakah Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber
C. Tujuan
1.    Untuk Mengetahui Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
2.    Untuk Mengetahui Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel
3.    Untuk Mengetahui Rangkaian Dengan Satu Sumber Tegangan/Arus
4.    Untuk Mengetahui Rangkaian Dengan Lebih Dari Satu Sumber

BAB II
PEMBAHASAN
A. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri

                            Gambar 1 : (a)
       Dalam gambar 1a, arus I harus sama dalam semua resistor itu. Dengan memberikan V = I R untuk setiap resistor, kita mempunyai
       Vax = I R1,   Vxy = I R2,  Vyb = I R3
Selisih potensial yang melalui setiap resistor tidak perlu sama (kecuali untuk kasus khusus dimana ketiga resistor itu semuanya sama). Selisih potensial Vab yang melalui keseluruhan gabungan itu adalah jumlah selisih-selisih potensial individu :
       Vab =  Vax + Vxy + Vyb = I (R1 + R2 + R3)
Atau
      Vab/I = R1 + R2 + R3 
Nilai Vab/I, menurut definisi adalah hambatan ekuivalen Rek. Maka
       Rek = R1 + R2 + R3 
Mudah bagi kita untuk menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya resistor.
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)
Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan jumlah hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada setiap hambatan individu.
B. Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel





                 
 Gambar 1: (b)
       Dalam gambar 1b, arus yang melalui setiap resistor tak perlu sama. Tetapi selisih potensial di antara terminal-terminal setiap resistor harus sama dan sebanding dengan Vab. Arus dalam ketiga resistor itu I1, I2, I3, maka dari I = V/R

Umumnya, arus yang melalui setiap resistor berbeda. Karena muatan tidak terakumulasi atau terkuras ke luar dari titik a, maka arus total I harus sama dengan jumlah ketiga arus dalam resistor itu :
  
Atau
    

Tetapi menurut definisi dari hambatan ekuivalen Rek, I/ Vab = 1/ Rek, maka



Sekali lagi mudah bagi kita menggeneralisasi persamaan ini untuk sebarang banyaknya resistor paralel :
Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya.  Hambatan ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan individu.
       Resistor-resistor paralel ditambahkan secara terbalik karena arus dalam setiap resistor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati resistor-resistor itu dan berbanding terbalik dengan setiap hambatan. Kapasitor-kapasitor paralel ditambahkan secara langsung karena muatan pada setiap kapasitor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati kapasitor-kapasitor itu dan berbanding langsung dengan kapasitansi setiap kapasitor. Untuk kasus khusus dua resistor paralel,

Karena Vab = I1 R= I2 R2, maka didapat

    
Ini memperlihatkan bahwa arus yang diangkut oleh dua resistor paralel berbanding terbalik dengan hambatannya. Lebih banyak arus yang melalui lintasan yang hambatannya paling kecil. 
C. Rangkaian Dengan Satu Sumber Tengangan/Arus
       Ada dua hukum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap (steady state) di mana hukum ini lebih dikenal dengan nama hukum kirchhoff, yaitu :
1.      Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus sama dengan nol.
2.      Pada setiap titik percabangan, jumlah arus yang masuk melalui titik tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
       Hukum pertama kirchhoff tentang tegangan sering dinamakan hukum simpal, karena pada kenyataannya beda potensial di antara dua titik dalam suatu rangkaian dalam keadaan tunak selalu konstan.
       Dalam aplikasi hukum tegangan kirchhoff, sebuah loop arus biasanya dijadikan referensi. Rangkaian pada gambar 2 adalah sebuah rangkaian seri karena arus yang sama mengalir malalui semua resistor.
                        Jumlah tegangan yang melintasi resistor-resistor adalah
                        V1 + V2 + V3

Yang sama dengan tegangan pembangkitan yang melintasi sumber tegangan :





                                  

Dengan menggunakan hukum ohm untuk arus dan tegangan pada masing-masing resistor :
Vs = V1 + V2 + V3 = I R1 + I R2 + I R3
                                         = I (R1 + R2 + R3) = I RT
Dimana

                      
Dan
                        RT = R1 + R2 + R3
       Rangkaian seperti pada gambar 2 di atas merupakan salah satu contoh divisi tegangan atau pembagi tegangan. Aturan pembagi tegangan memungkinkan kita untuk dapat menentukan besarnya tegangan pada masing-masing resistor. Sebagai contoh, besar tegangan pada R2 adalah
                        V2 = I R2
                                                           
Dengan
         
Eliminasi I menghasilkan
         
       Secara umum, untuk sejumlah resistor yang dihubungakan secara seri dengan resistansi total RT dan dengan suatu tegangan Vs yang melintasi kombinasi seri tersebut, tegangan Vx yang melintasi salah satu dari resistor Rx adalah
               
       Untuk persamaan ini, Vs dan Vx harus berpolaritas berlawanan, yang bermakna bahwa untuk lintasan tertutup, salah satunya harus menjadi jatuh tegangan  dan yang lainnya adalah pembangkitan tegangan. Jika  keduanya adalah pembangkitan tegangan atau keduanya adalah jatuh tegangan, persamaan harus berta1nda negatif. Tegangan Vs yang diperlukan tidak harus sebuah sumber tegangan. ini hanya merupakan tegangan total yang melintasi kombinasi resistor.
       Hukum kedua kirchhoff tentang arus lebih dikenal dengan hukum percabangan, karena hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian multisimpal yang mengandung titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan tunak, tidak ada akumulasi muatan listrik pada setiap titik dalam rangkaian, ddengan demikian jumlah muatan yang masuk pada suatu titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama. Gambar 3 berikut adalah sebuah contoh rangkaian penerapan hukum percabangan arus.

       Dalam aplikasi hukum kirchhoff untuk arus, satu titik dipilih sebagai node atau referensi, yang sering ditandai dengan tanda ground.  Rangkaian pada gambar 3 adalah sebuah rangkaian paralel karena tegangan V yang sama melintas semua resistor.
       Pada titik non-ground (yang ditandai dengan (+)), jumlah arus yang memasuki setiap resistor, I1 + I2 + I3, sama dengan arus yang memasuki titik ini dari sumber arus : I1 + I2 + I3 = Is
       Dengan hubungan itu hukum ohm untuk arus pada masing-masing resistor, dihasilkan 
adalah konduktansi total dari kombinasi resistor hubungan paralel.
       Rangkaian pada gambar 3 merupakan salah satu contoh divisi arus atau pembagi arus. Persamaan divisi arus dapat dengan mudah diperoleh dari rangkaian pada gambar 3. Diasumsikan untuk menentukan arus yang melewati R2. Dengan hukum ohm, I2 = G2 V dengan                    
 Dengan mengeliminasi V menghasilkan 
                              
      Secara umum, untuk beberapa resistor yang disusun secara parallel dengan konduktansi total GT dan dengan arus Is yang masuk ke dalam kombinasi parallel tersebut, arus Ix yang melalui salah satu resistor dengan konduktansi Gx adalah
 
D. Rangkaian dengan lebih dari satu sumber

Gambar 4 : Rangkaian berisi dua sumber dan tiga resistor eksternal

Gambar 4 memperlihatkan suatu rangkaian yang terdiri dari 2 buah baterai dengan hambatan dalam r1 dan r2 beserta 3 buah resistor luar. Dapat menentukan arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut sebagai fungsi dari GGL (gaya gerak listrik) dan hambatan, yang kita anggap nilainya telah diketahui. Kita tidak dapat memperkirakan arah arusnya kecuali kita telah mengetahui baterai mana yang memiliki GGL terbesar, namun sebenarnya kita tidak perlu mengetahui arah arus dalam rangkaian untuk menganalisisnya.
       Kita dapat menganggap arus mengalir ke arah mana saja, dan memecahkan persoalan tersebut berdasarkan suatu asumsi. Jika asumsi kita salah, kita akan memperoleh arah arus yang sebenarnya berlawanan arah dengan asumsi semula.
       Kita anggap saja I mengalir searah dengan jarum jam, yang seperti yang terlihat pada gambar 4. Dengan menggunakan hukum pertama kirchhoff saat kita melintasi simpal dengan arah yang telah diasumsikan semula berawal dari titik a. Tinggal rendahnya potensial pada sisi resistor untuk arah arus yang dipilih ditandai dengan tanda plus dan minus pada gambar. Perhatikan bahwa potensial turun saat melintasi sumber GGL pada titik c dan d dan potensial naik saat melintasi sumber GGL antara f dan g.
       Mulai  dari titik a, dengan menerapkan hukum kirchhoff 1, diperoleh :
  I R1    I R2    ԑ2      I r2      I R3 + ԑ1    I r1 = 0
Dengan demikian untuk arus I diperoleh :
                
Ingat bahwa jika ԑ2 lebih besar daripada ԑ1, akan diperoleh nilai arus yang berharga negatif, yang menunjukkan bahwa kita telah mengasumsikan arah I yang salah. Yaitu, jika ԑ2 lebih besar daripada ԑ1, arus akan berlawanan dengan arah jarum jam. Pada sisi lain, jika ԑ1 adalah GGL yang lebih besar, akan diperoleh suatu nilai I positif.  


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
      Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
·         Resistor-Resistor Dalam Sambungan Seri
Rek = R1 + R2 + R3 +...............(resistor seri)
Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama dengan jumlah hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu lebih besar daripada setiap hambatan individu.
·         Resistor-Resistor Dalam Sambungan Paralel

Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan ekuivalen sama dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu selalu lebih kecil daripada hambatan individu.
B.  Saran
Kami harapkan kepada segenap pembaca, agar mencari referensi lain yang ada hubungannya dengan makalah ini, agar dapat menambah wawasan lebih luas. Kami sebagai penulis dengan tangan terbuka menerima keritikan dan saran demi kelancaran tugas-tugas berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

 Saleh,Muh.2010. Dasar-dasar  Elektronika. Universitas Muhammdiyah Makassar: Makassar
Young,dkk.2001. Fisika Universitas edisi ke sepuluh jilid 2. Erlangga: Jakarta


Free Dragon Cursors at www.totallyfreecursors.com

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of St Junari .