MAGNETISME DALAM MATERI

Posted by Junari Sape Jumat, 21 November 2014 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam mengkaji medan listrik dalam materi, kita temukan bahwa medan listrik itu dipengaruhi oleh keberadaan dipol listrik. Molekul kutub memiliki momen dipol listrik permanen yang secara parsial dijajarkan oleh medan listrik didalam arah medan tersebut. Pada molekul nonpolar, momen dipol listrik diinduksikan oleh medan listrik didalam arah medannya. Pada kedua kasus, momen dipol dengan medan listrik luar ini cendrung memperlemah medannya.
Atom-atom memiliki momen dipol magnetik akibat gerak elektronnya. Disamping itu, setiap elektron memiliki momen dipol magnetik intrinsik yang dikaitkan dengan putaranya. Momen magnetik total suatu atom bergantung pada susunan elektron didalam atomnya. Tidak seperti keadaan dipol listrik, penyebarisan dipol penyearah magnetik sejajar dengan medan magnetik luar cendrung meningkatkan medanya. Kita dapat melihat perbedaan dengan membandingkan dengan garis-garis medan listrik suatu dipol listrik dengan garis medan magnetik dipol magnetik. Pada positif yang jauh dari dipol garis-garis medanya menjadi identik. Akan tetapi, diantara muatan dipol listrik, garis-garis medan listriknya berlawanan arah dengan momen dipol, sementara didalam simpal arus, garis-garis medan magnetik sejajar dengan momen dipol magnetiknya. Dengan demikian, didalam bahan yang terpolarisasi secara listrik, dipol listrik menciptakan medan listrik yang berlawanan arah dengan vektor momen dipolnya, sementara didalam bahan yang terpolarisasi secara magnetik, dipol magnetiknya menciptakan medan magnetik yang searah dengan vektor momen dipol magnetiknya.
Berdasarkan perilaku molekulnya didalam medan magnetik luar dalam bahan paramagnetik, dipol magnetik tidak berintekrasi kuat satu sama lain dan biasanya diorientasikan secara acak. dengan adanya medan magnetik luar, sebagai dipol itu disearahkan dengan arah medannya, dengan demikian memper kuat medannya. akan tetapi pada medan magnetik luar dengan kekuatan biasa pada temperatur biasa, hanya sebagai kecil dan molekul yang disearahkan karena gerak termal cenderung mengacak orientasinya. peningkatan medan magnetik total dengan demikian sangat kecil. sifat feromagnetik jauh lebih rumit. karena interaksi kuat antara dipol magnetik yang berdekatan, terjadi derajat penyearahan yang tinggi sekalipun dalam medan magnetik luar yang lemah, menyebabkan peningkatan yang sangat besar pada medan total. sekalipun medan magnetik luar tidak ada, bahan feromagnetik dapat membuat dipol magnetiknya menjadi searah, seperti pada magnet permanen. sifat diamagnet diamati dalam bahan yang molekulnya tidak memiliki momen magnetik permanen. hal ini adalah hasil dari momen dipol magnetik yang berlawanan arah dengan medan luarnya. dengan demikian dipol induksi menurunkan medan magnetik total. pengaruh ini sebenarnya tejadi dalam seluruh bahan, tetapi karena sangat kecil, pengaruh ini tetutup oleh pengaruh paramagnetik atau feromagnetik ketike molekul bahan masing-masing memiliki momen dipol magnetik permanen.


BAB II
PEMBAHASAN

     A.    PENGERTIAN MAGNET
Magnet merupakan suatu benda yang dapat menarik benda lain, seperti besi dan baja. Magnet memiliki 2 kutub magnet, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Sifat magnet dapat dibuat dengan berbagai cara dan dapat hilang karena beberapa sebab. Semua magnet mempunyai sifat-sifat tertentu. Setiap magnet, bagaimanapun bentuknya, mempunyai dua ujung di mana pengaruh magnetiknya paling kuat. Dua ujung tersebut dikenal sebagai kutub magnet. Kutub magnet yang bila digantung menunjuk arah utara disebut kutub utara (U), dan sebaliknya disebut kutub selatan (S). Jika dua magnet saling didekatkan, mereka saling mengerahkan gaya, yaitu gaya magnet. Gaya magnet, seperti gaya listrik, terdiri dari tarik-menarik dan tolakmenolak. Jika dua kutub utara saling didekatkan, kedua kutub tersebut akan tolak-menolak. Demikian juga halnya jika dua kutub selatan saling didekatkan. Namun, jika kutub utara salah satu magnet didekatkan ke kutub selatan magnet lain, kutub-kutub tersebut akan tarik-menarik. Aturan untuk kutub-kutub magnet tersebut berbunyi:
Ø  Kutub-kutub senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama akan tarik-menarik.
Kutub magnet selalu ditemukan berpasangan, kutub utara dan kutub selatan. Jika sebuah magnet dipotong menjadi dua buah, dihasilkan dua magnet yang lebih kecil masing-masing mempunyai satu kutub utara dan satu kutub selatan. Prosedur ini dapat diulang-ulang, namun selalu dihasilkan sebuah magnet lengkap yang terdiri dari dua kutub.

                                                                                                                                    
     B.     JENIS-JENIS MAGNET
        Jenis-jenis magnet seperti pada biji besi disebut magnet alam. Jenis magnet yang lain disebut magnet buatan, karena memang dibuat untuk keperluan tertentu saat ini orang dapat magnet dari besi, baja, atau campuran logam yang lain.
        Contoh magnet buatan seperti magnet batang, magnet jarum, magnet selinder dan magnet ladam.

    C.    CARA MEMBUAT MAGNET
Magnet dapat dibuat dari besi atau baja. Sebelum dibuat menjadi magnet,besi atau baja dapat dibentuk sesuai bentuk yang kita inginkan. Magnet yang dibuat menyerupai batang disebut magnet batang. Magnet yang dibuat menyerupai jarum disebut magnet jarum. Magnet yang dibentuk sepeeti tapal kuda disebut magnet ladam.
Ada beberapa cara membuat magnet yaitu cara sentuhan,induksi magnetik,dan menggunakan arus listrik.
1.      Cara sentuhan
Cara membuat magnet yang paling sederhana adalah menyentuhkan besi atau baja dengan magnet batang. Besi merupakan bahan yang akan dibuat menjadi magnet. Sementara magnet batang merupakan magnet permanen(tetap). Ada 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu sentuhan tunggal dan sentuhan bercabang.
Pada sentuhan tunggal, batang besi digosok atau disentuh dengan magnet permanen dari ujung ke ujung. Penggosokan ini dilakukan dalam satu arah secara berulang-ulang. Setiap kali selesai melakukan penggosokan,magnet batang diangkat tinggi-tinggi diatas batang besi. Tujuannya adalah agar sifat magnet tidak melemah. Namun, pembuatan magnet dengan cara ini memiliki kelemahan. Magnet yang dihasilkan mempunyai salah satu kutub yang lebih dekat pada ujung batang daripada yang lain.
Cara memagnetkan besi yang lebih baik adalah dengan sentuhan bercabang. Pada metode ini, batangt digosok secara serempak dari tengah ke ujungnya dengan 2 kutub magnet batang yang berlawanan. Pada metode ini, kutub yang dihasilkan pada ujung batang selalu berlawanan dengan kutub magnet yang menggosoknya.
2.      Induksi Magnetik
Sifat magnetik dapat juga dihasilkan dengan mendekatkan besi atau baja(tanpa disentuhkan) ke magnet batang yang kuat. Salah satu ujung paku didekatkan ke salah satu ujung magnet,sedangkan ujung yang lainnya didekatkan dengan serbuk besi.
Ujung besi dan ujung magnet batang yang berdekatan merupakan kutub-kutub yang berlawanan. Bila A adalah kutub utara dari magnet batang, maka uujung C dari besi merupakan kutub selatan. Sebaliknya, bila A adalah kutub selatan dari magnet batang, maka ujung C dari besi merupakan kutub utara. Ketika ujung D dicelupkan kedalam serbuk besi, maka sebagian serbuk besi melekat pada besi. Bila magnet batang kemudian dijauhkan dari paku, maka serbuk besi akan jatuh kembali. Hal ini menunjukan bahwa sifat magnetik akibat induksi hanya berlangsung sesaat.
3.      Menggunakan Arus Listrik
Kita dapat membuat magnet dengan melilitkan kabel tanpa isolasi (misalnya kawat tembaga) pada paku, kemudian ujung-ujung kabel dihubungkan ke kutub-kutub baterai. Selama arus listrik mengalir, paku dapat menarik serbuk besi atau paku-paku kecil. Tetapi, bila arus listrik diputus maka serbuk besi akan jatuh. Hal ini menunjukan bahwa gaya magnetik yang paling besar terdapat pada bagian ujungnya.

     D.    BAHAN MAGNETIK
Secara sederhana kita dapat menge-lompokkan bahan-bahan menjadi dua kelompok. Pertama adalah bahan magnetik, yaitu bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet. Kedua adalah bahan bukan magnetik, yaitu bahan-bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Bahan magnetik yang paling kuat disebut bahan ferromagnetik. Nama tersebut berasal dari bahasa Latin ferrum yang berarti besi. Bahan ferromagnetik ditarik dengan kuat oleh magnet dan dapat dibuat menjadi magnet. Sebagai contoh, jika kamu mendekatkan sebuah magnet pada sebuah paku besi, magnet akan menarik paku tersebut. Jika kamu menggosok paku dengan magnet beberapa kali dengan arah yang sama, paku itu sendiri akan menjadi sebuah magnet. Paku tersebut akan tetap berupa magnet meskipun magnet yang digunakan menggosok tersebut telah dijauhkan.
Bahan-bahan magnetik tersebut dapat dibagi menjadi dua macam.
a.       Bahan ferromagnetik, yaitu bahan yang ditarik oleh magnet dengan gaya yang kuat. Bahan ini misalnya besi, baja, kobalt dan nikel.
b.      Bahan paramagnetik, yaitu bahan yang ditarik oleh magnet dengan gaya yang lemah. Bahan ini misalnya aluminium, platina, dan mangaan. Sedangkan bahan yang tidak ditarik oleh magnet digolongkan sebagai bahan diamagnetik misalnya bismut, tembaga, seng, emas dan perak. Beberapa bahan, seperti besi lunak, mudah dibuat menjadi magnet. Tetapi bahan tersebut mudah kehilangan kemagnetannya. Magnet yang dibuat dari bahan besi lunak seperti itu disebut magnet sementara. Magnet lain dibuat dari bahan yang sulit dihilangkan kemagnetannya. Magnet demikian disebut magnet tetap.

      E.      CARA MENGHILANKAN MAGNET
Penhilangan sifat magnet dapat dilakukan dengan mengacak arah oreantasi domain-domain magnetik dalam bahan. Berikut beberapa cara diantaranya
1.      Pemanasan
Jika bahan dipanaskan maka atom-atom akan bergerak lebih keras. Akibat arah orientasi kemagnetan atom-atom berubah dan akibatnya mengubah arah kutub kemagnetan domain. Arah kutub domain menjadi acak sehingga sifat kemagnetan bahan menjadi hilang.
2.      Pemukulan
Pemukulan yang terus menerus pada bahan magnetik dapat pula mengubah arah kutub domain menjadi acak. Akibatnya sifat kemagnetan bahan juga dapat hilang.
3.      Dililiti kumparan yang dialiri arus bolak-balik (AC).
Jika sebuah batang magnet ditempatkan dalam kumparan yang dialiri arus bolak-balik, maka magnet batas tersebut berada dibawah pengaruh magnet lain (magnet kumparan) yang memiliki arah kutub berubah-ubah. Hal ini dapat mengganggu arah orientasi domain magnetik dalam bahan sehingga arah orientasi domain menjadi acak. Akibatnya sifat kemagnetan bahan menjadi hilang.


BAB III
PENUTUP

     A.    KESIMPULAN
Magnet merupakan suatu benda yang dapat menarik benda lain dan memiliki dua kutup yaitu kutup utara dan kutup selatan. Magnet dibagi menjadi dua yaitu magnet alam dan magnet buatan. Sifat magnet dapat dibuat dengan berbagai cara sentuhan, dengan induksi magnetik dan dengan arus listrik. Sifat magnet juga dapat hilang karena beberapa sebab seperti pemanasan, pemukulan dan dililiti kumparan yang dialiri listrik bolak-balik.

     B.     SARAN
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran dari rekan-rekan atau teman-teman sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: MAGNETISME DALAM MATERI
Ditulis oleh Junari Sape
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://nary-junary.blogspot.com/2013/03/magnetisme-dalam-materi_22.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of St Junari .