JAMAN YUNANI KUNO

Posted by Junari Sape Sabtu, 06 April 2013 0 komentar

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang masalah.
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa  ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.
Ilmu pengetahuan abad ke-20 telah mengubah segalanya,  kemajuan- kemajuan serupa itu sebenarnya telah terjadi di masa-masa sebelumnya. Salah satunya terjadi kira-kira tahun 2500 SM, ketika ”Stonehenge’’ didirikan di Inggris dan ‘’Piramida’’ dibangun di Mesir. Kedua monument ini menyatukan gagasan astronomis dan religius yang kecanggihannya tidak sepenuhnya di ketahui hingga abad ini. Penyelidikan mendalam tentang Stonehenge dan piramida-piramida tersebut mengungkap pengetahuan matematika yang mengejutkan. Orang yang membangun kedua monumen ini telah memahami istilah-istilah praktis yang paling sederhana tentang hubungan antara dua sisi tegak dengan sisi miring dari segitiga siki-siku yang tertentu. Dengan kata lain mereka telah memahami dasar dari apa yang kita  kenal sebagai dalil Pythagoras sekitar 2000 tahun sebelum Pythagoras lahir.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan lainnya juga mengungkapkan tentang peranan dunia islam di dalamnya. Sekitar abad ke 7 M. pada zaman Bani Umayyah, orang islam menemukan cara pengamatan astronomi. Kemudian pada tahun 825 M. M. AL-khawarizmi telah menyusun  buku aljabar yang menjadi buku standar beberapa abad lamanya di Eropa.
Dari beberapa uraian tersebut, ternyata perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
B.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui dengan jelas proses perkembangan ilmu dari zaman Yunani kono, hingga zaman modern.
2.      Memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Filsafat Ilmu.




BAB II
PEMBAHASAN

Periodisasi  Perkembangan Ilmu pengetahuan.
Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Periodesasi ilmu dimulai dari peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer. Berikut ini merupakan periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pra-Yunani kuno sampai dengan zaman kontemporer.
A.    Zaman Pra-Yunani Kuno
Pada zaman ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase.
1.      Zaman batu tua yang berlangsung 4 juta tahun SM sampai 20.000/10.000 tahun SM. Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal bercocock tanam dan berternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif.

2.      Zaman Batu Muda yang berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan–kemampuan yang sangat signifikan. Kemampuan  itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika, dan hukum.

3.      Zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM  sampai abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang.

B.     Zaman Yunani Kuno
Zaman ini berlangsung dari abad 6 M sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap ‘’aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis)’’, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap  ‘’receptve attitude mind (sikap menerima segitu saja)’’. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke- 0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke- 2 M mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan dibidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria, yang fukos pada bidang empiris.
Setelah Alexandria di kuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad ke- 4dan ke- 5 M ilmu pengetahuan pegetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh tiga pokok penting :
1)      Penguasa Roma yang menekan kebebasan berfikir.
2)      Ajaran Kristen tidak disangkal.
3)      Kerjasama gereja dan penguasa sebagai otoritas kebenaran.
Walaupun begitu, pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan. Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu :
a.       Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalag air. Pada  masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam.
 b.      Pythagoras (582 SM–496 SM) adalah seorang filusuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Beliau juga di kenal sebagai ‘’ Bapak Bilangan’’, dan salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah ‘’Teorema Pythagoras‘’. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai.
 c.       Socrates (470 SM -399 SM) adalah filsuf dari Athena. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupan contoh istemewa selaku filsuf yang jujur dan berani. Socrates menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal dengan ‘’Maicutika Telenhe ‘’, yaitu suatu metode dialektiva untuk  melahirkan kebenaran.
 d.      Democritus, dikenal sebagai ‘’bapak atom’’ pertama yang memperkenalkan konsep atom, bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat di bagi-bagi lagi.
 e.       Plato (427 SM- 347SM), ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles, filsuf yang pertamakali membangkitkan persoalan being (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming( hal menjadi).

f.       Aristoteles (384 SM- 322 SM) adalah seorang filsuf yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander. Ia memberikan kontribusidi bidang metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu kedokteran dan ilmu alam. Dibidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sisitematis. Selain di Yunani, astronom dan ahli matematika juga berkembang di india. Aryabatha (476 M) melahirkan hitungan desimal sederhana. Di bidang astronomi ia juga memperkenalkan sejumlah fungsi trigonometri (termasuk sinus, versine, kosinus, dan invers), table trigonometri, teknik-teknik dan algoritma dari aljabar.

C.    Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M, maka tampillah para theology di lapangan ilmu pengetahuan. Segala aktifitas keilmuan harus berdasarkan atau mendukung agama. Dengan kata lain aktifitas ilmiah terkait erat dengan aktifitas keagamaan.
Ketika bangsa eropa mengalami kegelapan, kebangkitan justru milik islam. Hal ini dimulai dari lahirnya nabi Muhammad SAW pada abad ke 6M. Perluasan wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan pada abad ke – 7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini islam mendapat masa keemasannya (golden age).
Selain itu, pada abad ini terjadi abad perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan timur, seperti, ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik luhur mengatur akal sehat).
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah berkembang kerajaan bangsa Arab yang di pengaruhi oleh budaya islam. Dengan berkembanganya pengaruh  islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan yang berperan dalam perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut :
1.      Al Farabi (870 M -950 M). Adalah seorang komentator filsafat  Yunani yang sangat ulung di dunia islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al- farabi telah membuat berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, kitab Al-musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al- fadhilah (kota atau Negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum ilahian Islam.
2.       Al-Khawarizmi (780 M – 850 M), hasil pemikiran berdampak besar pada matematika, yang terangkum dalam buku pertamanyanya, Al-jabar, selain itu karyanya adalah Al-kitab Al- mukhtasar  fi hisab Al-jabr  wa’al – muqalaba (buku rangkuman untuk kulturasi dengan melengkapkan dan menyeimbangkan), kitab surat Al-ard (Pemandanganan Bumi). Karyanya tersebut sampai sekarang masih tersimpan di Strassberg, Jerman.
3.      Al – Kindi (801 M – 873 M), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan islam. Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidabg goemetri , astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorology, dan politik.
4.      Al-Ghazali (1058 M – 111 M) adalah seorang filsuf dan theolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya beliau berupa kitab-kitab, antara lain kitab Al – munqidih min adh – dalal, Al – risalah  al – quadsiyyah, dan mizan al – Amal.
5.      Ibnu sina ( 980 M – 1037 M ). Ia di kenal sebagai A Vicenna di dunia barat.  Ia adalah seorang  filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang beliau adalah bapak pengobatan modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang berkaitan dengan karya – karyanya di bidang kedokteran. Karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad – abad.
6.      Ibnu Rusyd (1226 M – 1198 M), yang bahasa latin di sebut dengan Averroes, dan dia adalah filsuf dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan, essai, dan resume.
7.      Ibnu Khaldun (1332 M – 1406 M), adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi,  sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah ( pendahuluan ).
8.      Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert ( 721 M – 815 M ), dia adalah seorang tokoh islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
9.      Al – razi ( 856 M – 925 M ), yang dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter  klinis ynag terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan suatu penelitian  Al-kimi atau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kimia. Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens.
10.  Ibnu Haitam dikenal dalam kalangan cerdik pandai di barat, dengan  nama Alhazen, Dia adalah seorang ilmuwan islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan telah memberiakn ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.
11.  Al–Battani (850 M – 929 M), memberikan kontribusi untuk astronomi dan matematika. Dalam astronomi, al–Battani juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu bumi.
12.  Dalam bidang fikih ada Imam Hanafi ( 699 M – 767 M ),  Imam Malik ( 712 M – 798 M), Imam Syafi’I (767 M – 820 M ) dan Imam Hanbali ( 780 M – 855 M ), yang besar dengan kitab masing – masing
13.  Dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al Hamawi ( 1179 M – 1229 ), yang mengarang kitab Mu’jam al – buldan (kamus Negara). Ibnu  Yunis, Umar Al- khayyam , Will Durant, Feilding H. Gorrison, dan Abu Rayhan al – Biruni, di bidang sains dan antropologi.
14.   Shen Kou ( 1031 M – 1095 M ), sorang ilmuwan cina yang pertama kali menggambarkan  magnet jarum-kompas yang digunakan untuk navigasi.
15.  Su Song (1020 M – 1101 M), juga seorang astronom yang menciptakan langit bintang pada Atlas.
16.  Jamal Al–din, mendirikan observatorium ikhtiar Al–din yang merancang  pembangunan istana raja di laut utara.

D.    Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung pada awal abad 14 M  sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran – ajaran agama.
Tokoh – tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
1.      Nicolaus Capernicus ( 1473 M – 1543 M ), adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat di matahari).
2.      Galileo Galilei ( 1564 M – 1642 M ), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran  besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop ( dengan 32 x pembesaran ) dan berbagai observasi astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang kita kenal sekarang.
3.      Tycho Brahe ( 1546 M – 1601 M ), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog  dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling menonjol di zaman pra –teleskop. Akurasi pengamatannya  pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
4.      Johannes Kepler (1571 M – 1630 M), adalah astronom jerman,  Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan  cahaya tertuang dalam buku  ‘’supplement to witelo , expounding the optical part of astronomy’’. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
5.      Fancies Bacon ( 1561 M – 1626 M ), adalah seorang filsuf,  negarawan dan penulis Inggris. Karya – karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.
6.      Andreas Vesalius ( 114b M – 1564 M ), adalah ahli anatomi. Ia memperkenalkan tentang anatomi tubuh manusia. Ia juga menulis sebuak teks mengenai tumbuhan obat.

E.     Zaman modern
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan.
Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
1.      Isaac Newton ( 1643  M – 1727 ), adalah seorang fisikawan , matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai ‘’Bapak ilmu fisika klasik’’. Karyanya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad ini.
2.      Rene Descartes ( 1596 M – 1650 M ), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius, adalah seorang filsuf  dan matematikawan Perancis. Descartes kadang di panggil ‘’ Penemu filsafat Modern’’  dan ‘’ Bapak matematika modern’’. Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah ‘’semuanya tida ada yang pasti , kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir’’.
 3.      Charles Robert Darwin ( 1809 M – 1882 M ) adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam  sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah ‘’ Nenenk Moyang Manusia Adalah Kera ‘’.
 4.      Joseph John Thompson ( 1856 M – 1940 M ) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan  sinar molekul yang berbeda dengan  menggunakan sinar positif.

F.     Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di zaman ini. Bidang fisika menjadi tiitk perkembangan ilmu pada masa ini. Hal ini di sebabakan karena fisika di pandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur–unsur fundamental yang membentuk alam semesta.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Albert Enstein (1879 M – 1955 M), dia adalah ilmuan Fisika. Dia mengemukakan teori relativitas. Semenjak tahun 1905 M sampai 1917 M, saat ia menerbitkan tulisan revolusionernya tentang teori Relativitas, pandangan umat manusia tentang dunia dan alam semesta pun berubah selamanya, tahap terakhir dari zaman modern telah lahir, dan cakrawala pun bergeser. Masih ada lagi ilmuwan yang mempunyai ide besar lainnya, antara lain seperti Linus Pauling, James D. Watson, Miller Urey, Werner Heinsenberg dan Erwin Schrodinger, Edwin Hubble, Alfred Wegener.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sejarah perkembangan ilmu bermula dari zaman pra- sejarah atau bisa di katakan ‘’ Zaman Batu’’. Pada masa itu ilmu hanya sebatas rasa ingin tahu mengenai alam sekitarnya. Namun periodisasi ilmu pengetahuan secara teoris selalu mengacu pada peradaban Yunani.
Periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan zaman pra-Yunani kuno terbagi menjadi 3 yaitu:
1.      Zaman Batu Tua,
2.      Zaman Batu Muda dan
3.      Zaman Logam.
Zaman Yunani merupakan zaman filsafat, karena pada zaman ini para filsuf menggunakan sikap ‘’Aninquiring Attitude’’ dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap ‘’ Receptive attitude’’. Dan di zaman ini banyak bermunculan filsuf terkenal seperti Thales, Phytagoras, Socrates, Demokritus, Plato, dan Aristoteles.
Zaman pertengahan merupakan zaman kemajuan pesat bagi agama islam, dimana banyaknya bermunculan para ilmuwan islam dari theolog–theolog islam seperti Al – Farabi, Al – Khawarizmi, Al – Kindi, Al – Ghazali, Ibnu Shina, Ibnu Rusdy, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, Al – razi, dll.
Zaman Rennaisance merupakan kebangkitan para filsuf yang bebas berfikir  tanpa adanya pengaruh ajaran agama. Tokoh – tokohnya yang terkenal  seperti Nicolaus Copernicus,  Galilio Galilei, Johanes Kepler,  dan Frasisco Bacon.
Zaman modern dikenal sebagai  masa rasionalisme yang tumbuh dizaman modern karena munculnya berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang dengan baik. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan  J.J. Thomson.
Zaman kontemporer merupakan zaman kemajuan  ilmu pengetahuan, di mana fisika menjadi titik pusat perkembangannya. Tokoh yang sangat populer di masa ini adalah Albert Eintein yang mengemukakan teori relatifitas.

B.     Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1.      Seharusnya kita sebagai calon pendidik haruslah banyak mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, dan siapa saja penemu yang berperan penting dalam kehidupan ini.
2.      Sebagai umat islam, kita harus tahu bahwa yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan saat ini tidak hanya orang Barat, namun  orang dari timur – tengah pun banyak.


 

DAFTAR PUSTAKA
Asmoro Achmadi. 2007. Filsafat Umum. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Bakhtiar Amsal, H., Dr, M.A., 2005. Filsafat Ilmu, Logos, Jakarta.
Mawardi, Drs., Nur Hidayati, Ir., IAD-ISD-IBD, Pustaka Setia, Bandung. 2009
Masniah, Dkk. 2009. Sejarah Perkembangan Ilmu. STAI Rakha, Amuntai.
Nur Hikmah, Dkk. 2010. Sejarah Perkembangan Ilmu”, STAI Rakha, Amuntai.
Paul Strathern, Seri Ide Besar “Archimedes & Titik Tumpu”, Erlangga, Jakarta, 2002
Paul Strathern. 2001. 90 Menit Bersama Aristoteles. Jakarta: Erlangga
Paul Strathern. 2001. 90 Menit Bersama Descartes, Jakarta: Erlangga.
Poejawidjatna, Prof., Ir., 1998. Tahu Dan Pengetahuan “Pengantar ke Ilmu dan Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta.
Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-mp3-di-blog.html#ixzz2QKH0rhL1 Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook
Free Dragon Cursors at www.totallyfreecursors.com

Baca Selengkapnya ....

PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN SAINS ABAD 20

Posted by Junari Sape 0 komentar
Blogger Widgets
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan sains tidak terlepas dari perkembangan teknologi, politik ekonomi, sosial dan filsafat di masyarakat. Demikian juga perkembangan sains pada abad ke-20. Sejarah mencatat terjadi perubahan yang besar pada abad ke dua puluh ini. Semua perubahan tersebut berkembang dari filsafat yang dianut oleh hampir di seluruh dunia di massa sebelumnya. Filsafat rasionalisme pada massa sebelum abad ke 20 telah mempengaruhi jiwa manusia menjadi pendewa rasio. Antara hati dan akal manusia yang tidak bertemu pada waktu itu telah menciptakan krisis multidimensional. Pada abad ini tercatat krisis yang luar biasa akibat dari sain dan teknologi yang dikembangkan manusia pendewa rasio. Diantaranya bencana nuklir, perang dunia, kelaparan, penyebaran penyakit dan sebaginya. Tetapi tidak jarang penemuan sains dan teknologi juga memberikan solusi bagi krisis tersebut. Pada makalah ini kami mencoba untuk menyajikan tinjuan perkembangan sains abad ke-20 serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyaknya materi yang harus disampaikan maka kami membetasi pada perkembangan sains biologi, kimia dan biokimia.

 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERKEMBANGAN FILSAFAT ABAD KE-20
Filsafat yang berkembang sebelum abad ke-20 adalah rasionalisme yang sangat mendewakan rasio. Ahmad Tafsir (1990:257) menyebut filsafat abad ke-20 adalah filsafat pasca modern karena periode waktunya setelah abad modern. Ciri khas filsafat pasca modern adalah kritik terhadap filsafat modern.
Nieztche adalah tokoh pertama yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap dominasi atau pendewasaan rasio pada tahun 1880-an. Menurutnya budaya barat pada waktu tersebut telah berada di pinggir jurang kehancuran karena terlalu mendewasakan rasio dan pada tahun 1990-an Capra menyatakan bahwa budaya barat telah hancur juga karena mendewakan rasio. Oleh karena itu filsafat pada abad ke-20 berusaha untuk mendekonstruksi filsafat rasionalisme. Bila hubungan antara hati dan akal telah diputuskan maka manusia akan memperoleh kenyataan bahwa pertanyaan tentang rumusan hidup ideal tidak akan pernah terjawab. Sikap mendewakan rasio mengakibatkan adanya kecenderungan untuk menyisihkan seluruh nilai dan norma yang berdasarkan agama dalam memandang kenyataan hidup. Mereka juga menolak adanya akhirat. Manusia terasing tanpa batas, kehilangan orientasi. Manusia dipacu oleh situasi mekanistik yang diciptakannya sendiri sehingga kehilangan waktu merenungkan hidupnya dan alam semesta.
Menurut Capra dalam Ahmad Tafsir (1990:260) menyatakan pada awal dua dasawarsa terakhir abad ke-20 kita menemukan diri kita dalam suatu krisis global yang serius yaitu suatu krisis kompleks dan multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan kesehatan, kualitas lingkungan hidup, hubungan sosial, ekonomi, teknologi dan politik. Hal ini dapat dilihat munculnya krisis-krisis kemanusian di berbagai belahan dunia. Kelaparan dan munculnya kaum borjuis, imperialsme, kemiskinan, kolonialisme dan perjuangan kemerdekaan, kelaparan penyebaran penyakit serta peledakan nuklir yang mengakibatkan puluhan juta mansuia musnah merupakan gambaran nyata kondisi kejiwaan manusia saat itu.
Tiga dasawarsa terakhir menjelang berakhirnya abad ke-20, terjadi perkembangan baru yang mulai menyadari bahwa manusia selama ini salah dalam menjalani hidupnya. Di dunia ilmu muncul pandangan yang menggugat paradigma positivistik. Thomas Khun (1970) telah mengisaratkan adanya upaya pendobrakan tatkala ia mengatakan bahwa kebenaran ilmu bukanlah kebenaran sui generis (objektif).
Aliran fillsafat yang berkembang pada abad ke 20 ini banyak, diantaranya dua yang terkenal yaitu pragmanitsme dan filsafat eksistesialisme. Pragmatism dari William James (1842-1910). Pragmatisme menurut James adalah realitas sebagaimana kita mengetaui. Pragmatisme James menentang rasionalisme dalam filsafat. James memperluas ide pragmatismenya untuk diterapkan pada hasil-hasil praktis pada agama, moral dan kehidupan personal. Filsafat eksistesialisme dari Jean Paul Sartre (1905-1980\) yang menyatakan bahwa eksistensi manusia mendahului esensinya. Filsafat ini pun muncul akibat tekanan rasionalisme yang menjadikan keadaan dunia kacau pada saat tersebut.
Dari analisis filsafat dan sejarah kebudayaan kita mengetahui budaya barat disusun dengan menggunakan paradigma tunggal yaitu paradigma sains. (scientific paragidm). Untuk mengembangkan budaya sains paradigma ini sangat sesuai dan memadai tetapi untuk mengembangkan budaya dalam bidang seni dan etika paradigma ini tidak memadai. Paradigma sains hanya memamndang dunia dari segi-segi empiriknya saja.
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa filsafat yang berkembang pada abad ke 20 tidak puas terhadap rasionalsime sehingga harus didekonstruksi.

 B.     PERKEMBANGAN SAINS PADA ABAD KE-20
Perkembangan science di abad ke-20 sangat pesat. Tahun 1896, terdapat sekitar 50.000 orang yang melaksanakan tradisi sains dan tidak lebih dari 15.000 orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan pengetahuan dalam bidang sains. Enam puluh enam tahun kemudian yaitu di abad ke-20 setidaknya ada satu juta orang yang bekerja sebagai peneliti sains. Jumlah total seluruhnya termasuk yang bekerja di bidang industri, pemerintahan, dan pendidikan tidak dapat ditentukan secara akurat tetapi lebih dari dua juta orang yang terlibat dalam penelitian sains. (Bernald. 1981:714).
Perkembangan sains bukan hanya dalam jumlah orang yang terlibat, tetapi karakter sains dalam hubungannya dengan masyarakat pun berubah. Sains dalam pertumbuhannya tergantung pada industri dan pemerintah. Bahkan mulai memasuki dunia institusi pengajaran dan militer.
Ciri nyata lainnya dari trasnformasi ini adalah lokasi geografis. Tahun 1896 seluruh praktek sains dunia terpusat di Jerman, Inggris dan Prancis. Sisanya di Amerika dan Eropa dan hanya sedikit di Asia dan Africa. Tahun 1954, ketika sains di Jerman, Inggris, dan Prancis sangat berkembang meskipun tidak merata, pertumbuhannya jauh melebihi pertumbuhan sains di Amerika dan Uni soviet. Jepang dan India membuat kontribusi yang mendasar terhadap perkembangan sains dunia sejak permulaan abad ke-20. Kemerdekaan China menambah dimensi baru terhadap bangunan sains. Pola ini kemudian menyebar ke negara-asia lainnya seperti korean, vietnam, dan Indonesia.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sains abad ke dua puluh berkembang hampir di seluruh belahan dunia. Sains pada abad dua puluh bukan hanya milik para ilmuwan di perguruan tinggi dan lembaga penelitian tetapi sudah memasuki dunia ekonomi, sosial, pemerintahan dan militer. Sains sangat mempengaruhi kehidupan manusia dalam segala hal. Dalam perkembangan sains dapat dibedakan menjadi:
 1.      Perkembangan Sains Fisika Abad 20
a.          Dari Gravitasi ke Relativitas Khusus
Sampai dengan 300 tahun yang lalu, wajah Bumi dan peradabannya masih sangat kusam, menyedihkan bahkan menyeramkan. Buta aksara, angka kematian bayi yang sangat tinggi, usia harapan hidup yang pendek adalah beberapa yang membayangi kehidupan manusia. Perbudakan, penjajahan, penganiayaan atas sesama demi kepuasan tontonan yang menjadi bagian hiburan terjadi di bagian dunia yang justru relatif lebih beradab. Yang memiliki martabat hanyalah segelintir orang yang berada dalam istana dan memegang kekuasaan. Dalam keadaan seperti itulah, hidup Isaac Newton (1642-1727), meletakkan dasar-dasar penalaran ilmiah dari banyak disiplin ilmu, dan mempunyai andil yang sangat besar pada perkembangan ilmu serta pemikiran filsafat. Teori Gravitasi Newton mempersatukan teori gerakan linear lurus yang dikemukakan Galileo dengan gerakan linear dalam garis tertutup yang diajukan oleh Keppler. Hukum-hukum Mekanika Newton memberi inspirasi pada pembuatan alat-alat bantu sederhana dalam kehidupan manusia. Apalagi prinsip-prinsip mekanik Newton dipacu secara spektakuler oleh temuan mesin Uap oleh James Watt tahun 1765. Dengan dua pilar itu dunia memasuki dunia industri.  Selama dua abad para ilmuwan bersepakat bahwa Newton telah membuat garis besar system of the world. Sampai akhir abad ke-19, para ilmuwan telah memiliki gambaran komprehensif tentang bagaimana kerja dunia. Sejumlah orang besar telah menyelesaikan problem besar. Tugas penerus hanyalah mengisi detil, untuk menambah angka desimal selanjutnya. Seabad setelah Newton, matematikawan Perancis Lagrange (1736-1813) mengungkapkan pandangannya bahwa Newton adalah Jenius terbesar yang pernah ada, kita tak dapat menemukan lebih dari satu tatanan dunia yang mantap. Aleksander Pope secara khusus membuatkan sebait puisi untuknya. Karena merasa bisa menjelaskan segala sesuatu, fisika klasik tampaknya sudah tak punya prospek lagi. Tak ada lagi kejayaan disana. Bahkan guru Max Planck (1858 1947) sempat berujar Fisika sudah tamat riwayatnya dan sudah menjadi jalan buntu. Itulah sebabnya ia menganjurkan Planck untuk mendalami musik dan menjadi pianis konser. Tetapi Planck tetap memilih fisika dan dengan teori kuantumnya serta teori relativitas Einstein, meluluh lantakkan pondasi sistem Newtonian. Peralihan abad membawa krisis atau revolusi dalam fisika. Kedua teori itu telah menghadirkan paradigma baru. Menurut Thomas Khun, (Smolicz, 1984) pergeseran paradigma dibarengi oleh suatu revolusi pengetahuan. Sedemikian luasnya revolusi tersebut sehingga tampak abadi tidak tergantikan, Sistem Newton tampak menjadi seperti ilusi. Albert Eisnten memperlihatkan bahwa massa dapat dikonversi menjadi energi. Sehingga untuk Newton baru ini, Sir John Squire tergoda untuk menambahkan bait baru untuk puisi di atas. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan alam pada abad ini jauh lebih kompleks dan lebih pesat daripada perkembangan dalam abad XIX, maka artikel ini hanya membahas teori yang terkenal pada abad ini yaitu Teori Relativitas Einstein, Teori Kuantum Planck, Kelistrikan, dan Radioaktivitas Becquerel.

b.         Teori Relativitas Einstein.
Cohen dalam Conny Semiawan (1988) berpendapat bahwa, baik untuk ilmuwan maupun non ilmuwan, relativitas melambangkan revolusi ilmu pada abad ke-20. Teori relativitas khusus yang dirilis Einstein tahun 1905 memperlihatkan bahwa hanya gerak relatif yang dapat diamati, bergantung dari gerakan pengamatnya. Teori ini berbicara tentang hukum fisika berlaku sama untuk semua pengamat selama mereka bergerak dengan kecepatan konstan pada arah yang tetap. Misalkan seseorang berdiri di peron stasiun kereta api dan melihat seseorang menggigit rotinya dua kali di dalam gerbong kereta yang berjalan. Bagi kita yang ada di peron, kita mengatakan ia menggigit di dua tempat berbeda. Namun bagi orang-orang yang ada dalam gerbong kereta, mereka mengatakan bahwa orang tersebut menggigit rotinya ditempat yang sama. Di sinilah relativitas bekerja. Teori relativitas khusus tidak cocok dengan teori gravitasi Newton yang menyatakan bahwa benda-benda tertarik satu sama lain dengan gaya yang bergantung pada jarak benda-benda itu. Artinya jika kita menggerakkan salah satu benda, maka seketika itu pula gaya yang bekerja akan berubah. Hal ini berarti bahwa efek gravitasi bergerak dengan kecepatan tak hingga, tidak seperti yang diperkirakan oleh teori relativitas khusus (yang menyatakan tak ada sesuatu yang bergerak lebih pesat dari kecepatan cahaya. Konsekuensi dari teori relativitas adalah ditinggalkannya ide-ide yang berkenaan dengan ruang dan waktu mutlak dan konsep eter yang menyerap ke semua tempat, yang waktu itu dianggap sebagai medium untuk perambatan cahaya dan semua bentuk radiasi elektromagnetik lainnya. Sepuluh tahun kemudian (1915), Einstein melengkapinya dengan Teori Relativitas Umum. Teori ini pada dasarnya berbicara tentang ruang alam semesta yang melengkung. Dalam teorinya yang baru ini, Einstein mengatakan bahwa gravitasi bukanlah merupakan gaya seperti gaya-gaya yang lainnya, namun dia menggambarkan gravitasi sebagai konsekuensi ruang-waktu yang tidak datar. Distribusi massa dan energi membuat ruang-waktu terpilin atau melengkung. Benda-benda seperti bumi tidak bergerak dalam orbit melengkung karena gaya yang disebut gravitasi, namun benda-benda itu mengikuti suatu lintasan dalam ruang melengkung.  Meskipun kedua teori itu sama-sama revolusioner, perhatian dunia lebih tertuju pada relativitas khusus karena adanya verifikasi ramalan pada teori umum, yaitu bahwa cahaya bintang yang melintas dekat matahari dibengkokkan oleh gravitasi matahari.
Pada mulanya tidak banyak ahli fisika yang dapat menerima teori relativitas khusus. Kesukarannya terutama bersifat konseptual meskipun juga terdapat rintangan eksperimental. Sedikit demi sedikit rintangan eksperimental dapat diatasi melalui Buchener dan Huppka. Sejak 1914-1916 terus menerus ditemukan berbagai bukti eksperimental yang mendukung teori relativitas.  Selain melalui eksperimen, teorinya sendiri mengalami rekonstruksi fundamental di tangan Hermann Minkowski yang mengajarkan matematika pada Einstein. Minkowski memperkenalkan konsep kesatuan ruang-waktu empat dimensi yang menggantikan konsep terpisah dari ruang tiga dimensi dan waktu yang satu dimensi. Ia juga membuktikan bahwa dari sudut pandang relativitas bahwa teori Gravitasi Newton yang tradisional tidak adekuat. Kontribusi Minkowski diakui oleh Einstein dengan mengatakan tanpa itu, teori relativitas umum barangkali tidak akan meninggalkan popoknya. Max Born menjumpai bahwa Teori Einstein baru dan revolusioner. Einstein memiliki keberanian untuk menantang filsafat Newton yang sudah mapan. Mengenai konsep tradisional ruang dan waktu. Ia memang mengakui kekuatan revolusi intelektual Einstein dan revolusinya di atas kertas, tetapi itu belumlah suatu revolusi dalam ilmu. Ide-ide baru dan cara berpikir yang baru itu masih harus dipelajari, diterima, diterapkan dan dijadikan basis dari keyakinan ilmuwan umumnya. Relativitas umum adalah revolusi Einstein yang kedua. Sebuah lompatan jauh ke depan yang meninggalkan banyak ahli fisika, justru pada waktu banyak dari mereka telah memihak kepada relativitas khusus. Sampai-sampai Max Planck yang merupakan pendukung relativitas khusus yang paling bersemangat, bertanya pada Eintein, Semuanya sudah hampir beres, mengapa anda mencari masalah lain? Einstein melakukan ini karena ia mengetahui bahwa relativitas khusus tidak lengkap, bahwa relativitas khusus tidak membahas percepatan dan gravitasi. Ide utama yang menggerakannya adalah sebuah pikiran sederhana, Jika orang jatuh bebas, ia tidak akan merasakan beratnya sendiri. Salah satu ciri intelektual teori relativitas umum yang spektakuler adalah reduksi kekuatan-kekuatan gravitasi Newton menjadi aspek-aspek lengkungan empat dimensi ruang dan waktu. Hal ini berarti bahwa relativitas umum menyiratkan terdapatnya kekeliruan atau kekurangan esensial selama itu. Einstein mendapatkan hadiah Nobel tahun 1921 sebagai penghargaan atas kerja kerasnya dalam bidang Fisika.

2.      Perkembangan Biologi  Abad Ke-20
Beberapa Perkembangan Sains Hayati Abad ke-20 dapat diungkap sebagai berikut:
a.       Genetika
Meskipun Hukum-hukum genetika Mendel telah ditemukan pada tahun 1866, namun hukum Mendel tersebut baru menarik perhatian orang setelah ditemukan kembali oleh tiga orang ilmuwan, yaitu Hugo De Vries (Belanda), Carl Erich Correns (Jerman) dan Erik Tschermak von Seysenegg (Austria) pada tahun 1900. Berikutnya, Walter S. Sutton dan T. Boveri secara terpisah pada 1902 mengembangkan riset tentang prilaku kromosom dalam pembelahan sel tubuh dan sel kelamin., dan mengemukakan adanya keterpautan gen (gen linkage). Istilah gen sendiri mula-mula digunakan oleh ahli genetika Denmark, Johansen pada 1906 sebagai nama bagi satuan pewarisan sifat yang dipostulatkan oleh Mendel. Menjelang 1940-an studi tentang genetika berkembang pesat dan pada waktu itu dipastikan bahwa pembawa faktor-faktor keturunan ialah kromosom dalam sel dan istilah gen digunakan untuk unit-unit pembawa faktor keturunan dalam kromosom. Pada 1940 dua orang ahli biologi Amerika, Beadle dan Tatum mengerjakan riset yang menghasilkan kesimpulan bahwa produksi suatu enzim ditentukan oleh ada tidaknya suatu gen tertentu. Dalam pekerjaannya tersebut, Beadle dan Tatum mereduksi peristiwa biologi menjadi peristiwa kimia. Pada tahun 1944 tiga orang ilmuwan Amerika, O.T. Avery, C.M. Mc. Leod dan M. Mc. Carty menunjukkan bahwa dalam bakteri pemindahan faktor keturunan dilakukan oleh DNA. Dalam penelitian mereka tersebut, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal men-transformasi sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen Hershey dan Chase kemudian membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif (radioactive tracers). Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik. Persoalan ini dijawab oleh Francis Harry Compton Crick dan koleganya James Dewey Watson berdasarkan hasil difraksi sinar-x DNA oleh Maurice Hugh Frederick Wilkins dan Rosalind Franklin. Kemudian hari, Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini.
b.      Neo-Darwinisme
Pada tahun 1942 Julian Huxley menggabungkan teori evolusi Darwin dan genetika sebagai acuan dasar Neo-Darwinisme sistematis, yang disebutnya Sintesis Modern. Dalam hal ini mutasi dan kombinasi gen (unit hereditas) dipandang sebagai sumber utama variasi, dan keduanya mengalami proses acak yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan organisme. Para pendukung sintesis modern ini diantaranya adalah Ernst Mayr, Theodisius Dobzhansky dan Gaylord Simpson. Berbeda dengan Neo-Darwinisme yang telah berkembang sebelumnya, dimana perubahan evolusioner dalam dipandang sebagai hasil akumulasi bertahap dari perubahan-perubahan kecil, pada tahun 1970-an Stephen Jay Gould dan Niles Eldredge mengusulkan teori kesetimbangan bersela (punctuated equilibrium), di mana terdapat periode stabilitas yang panjang diselingi perubahan besar yang berlansung singkat. Teori ini dapat dianggap sebagai versi luas dari sintesis Neo-Darwinian. Pada perkembangan berikutnya, dalam kaitannya dengan sifat dan teori evolusi Darwin, muncul teori The Selfish Gene tentang gen yang mementingkan diri sendiri yang dikemukakan oleh Richard Dawkins pada tahun 1976 . Dawkins menggunakan istilah replikator untuk gen yang salah satu sifat paling mencoloknya adalah adanya persaingan antar replikator; dimana replikator yang paling menang akan menjadi replikator yang bertahan hidup dan terus menyelenggarakan proses replikasi yang akan menyangga kehidupan; sebuah proses yang mengingatkan pada teori seleksi alami Darwin.

3.      Perkembangan Biokimia abad ke-20
Mekanisme terang gelap pada teori fotosintesis yang telah ditemukan sebelumnya oleh von Mayer (1842), baru mendapatkan penjelasan memadai setelah Cornelis van Niel meneliti bakteri fotosintesis pada tahun 1931. Kesimpulan yang diperolehnya dari penelitian ini adalah bahwa oksigen yang dibebaskan dari proses fotosintesis bukan berasal dari karbondioksida tetapi berasal dari molekul air. Teori tentang fotosintesis ini kemudian disempurnakan oleh Richard Willstatter yang mengemukakan pendapatnya bahwa energi yang diperlukan untuk mereduksi karbondioksida berasal dari cahaya matahari yang diserap zat dalam tumbuhan yang berwarna hijau, yang terdiri atas dua senyawa yang hampir sama yaitu klorofil a dan klorofil b. Ia memperoleh hadiah Nobel tahun 1915 atas hasil penelitiannya tentang klorofil, karotenoida dan antosianin serta penggunaan kromatografi partisi untuk memurnikan senyawa-senyawa tersebut. Pada tahun 1920 Otto Heinrich Warburg (Jerman) bersama ayahnya Emil Warburg melakukan penelitian tentang pengukuran energi yang dibebaskan oleh suatu reaksi fotokimia. Di samping itu, Otto Warburg juga berjasa mengidentifikasi enzim derivat besi porfirin dan enzim-enzim lain yang berperan dalam respirasi sel. Berikutnya, pada tahun 1930 Hans Fischer (Jerman) berhasil menentukan rumus struktur klorofil. Antara tahun 1946-1953 Melvin Calvin (Amerika) melakukan penelitian untuk mengetahui zat antara yang dihasilkan oleh proses fotosintesis, sebelum terbentuk molekul gula atau glukosa dengan menggunakan perunut radiokarbon. Pada awal abad ke-20 studi tentang biokimia terutama diarahkan pada vitamin dan hormon. Kemudian dengan ditemukannya radiosiotop sebagai bahan perunut maka studi tentang fermentasi, metabolisme serta enzim dan genetika mendapat perhatian besar. Pada tahun 1912 Frederick Gowland Hopkins (Inggris) memperkenalkan konsep faktor makanan tambahan, selain makanan yang mengandung energi, dan protein atau mineral. Penelitiannya pada tahun 1906 dan 1907 menghasilkan penemuan asam amino esensial, berhasil mengisolasi triptofan dan glutation, serta melakukan penelitian mengenai asam laktat dan kaitannya dengan fungsi otot. Cassimir Funk (Polandia) menamai faktor makanan tambahan tersebut sebagai vitamin. Sebelumnya, Christian Eijkmann (Belanda) telah menemukan faktor antineuritik yang di kemudian hari dikenal dengan nama tiamin (vitamin B1). Karenanya, Hopkins dan Eijkman kemudian mendapatkan hadiah Nobel tahun 1929. Ahli biokimia lain, Richard Kuhn (Jerman) berhasil mengisolasi riboflavin (vitamin B2) yang membawanya memperoleh hadiah nobel pada tahun 1938.
Pada tahun 1907 Eduard Buchner mendapat hadiah nobel atas karyanya tentang proses fermentasi yang menghasilkan alkohol. Pada tahun 1904 Arthur Harden (Inggris) dan Young berhasil mengisolasi koenzim dari cairan ragi. Studi yang dilakukan Otto Fritz Meyerhoff (Jerman) menunjukkan bahwa koenzim yang terdapat pada proses fermentasi yang menghasilkan alkohol jugaterdapat dalam sel otot dan merupakan faktor penting dalam metabolisme karbohidrat. Bersama dengan Gustav Embden ia menjelaskan tentang penguraian gula fosfat beratom karbon 6 menjadi dua molekul beratom karbon 3, hingga menjadi asam piruvat. Rangkaian reaksi ini kemudian dinamakan jalur Embden-Meyerhoff. Berikutnya, James Batcheller Sumner (Amerika) berhasil memperoleh kristal urease pada tahun 1926. Pada tahun 1960 William H. Stein dan Stanford Moore (Amerika) berhasil untuk pertama kalinya menentukan urutan asam amino dari ribonuklease. Selanjutnya, pada tahun 1965 David C. Phillips (Inggris) berhasil pula menentukan struktur tiga dimensi dari lisozim. Pada tahun 1937 Albert Szent-Gyorgi, seorang ahli biokimia asal Hongaria memperoleh hadiah nobel atas penemuannya mengenai proses pembakaran dalam sistem biologi dengan perhatian khusus terhadap vitamin C serta asam fumarat. Penelitian ini dilakukannya pada tahun 1930 dan ia juga berhasil mengisolasi asam askorbat (vitamin C). Di samping itu juga, ia melakukan penelitian tentang jaringan otot serta metabolisme yang terjadi serta peranan ATP sebagai sumber energi. Penelitian tentang metabolisme yang menghasilkan energi dilakukan Krebbs pada tahun 1937, yang menyatakan adanya siklus metabolisme yang terdiri atas serangkaian reaksi kimia dalam sel yaitu pada mitokondria.


BAB III 
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari uraiau tersebut dapat disimpulkan bhwa :
1.      Filsafat yang berkembang pada abad ke 20 tidak puas terhadap rasionalsime sehingga harus didekonstruksi.
2.      Sains abad ke dua puluh berkembang hampir di seluruh belahan dunia. Sains pada abad dua puluh bukan hanya milik para ilmuwan di perguruan tinggi dan lembaga penelitian tetapi sudah memasuki dunia ekonomi, sosial, pemerintahan dan militer.
3.      Filsafat yang berkembang merupakan filsafat yang menentang filsafat rasionaslime
4.      Terbentuknya relasi sains dengan industri dan militer
5.      Perkembangan Sejarah dunia memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan sains fisika, biologi,  dan biokimia abad ke-20.
B.     SARAN
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman dan rekan-rekan sangat kami harapkan. Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu,


DAFTAR PUSTAKA
Bernald J. D. (1969). Science in History. Volume 3 The Natural Scences in Our Time. Cambridge: M.I.T Press.

Cambell. Reece Mitchell. (1999). Biology. Fifth Edition. Illinois: Addison Wesley Longman inc.

Dampier, W. C. (1936). A History of Science. New York : The McMillan. Co.

Darmodjo, Hendro. (1986). Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Karunika.

Khun Thomas. (1993). Peran Paradigma dalam Revolusi Sains. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Purba, Michael. (1997). Ilmu Kimia untuk SMU. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadi. S dan Poedjiadi. A. (2001). Kimia dari Zaman ke Zaman. Bandung: Yayasan Cendrawasih.

Pratiwi, dkk. (1996). Buku Penuntun Biologi SMU. Jakarta: Erlangga.
Tafsir, Ahmad. (2000). Filsafat Umum. Akal dan Hati Sejak Thales sampaii Capra. Bandung : Remaja Rosda Karya.


Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of St Junari .