PERKEMBANGAN SAINS KEBUMIAN DAN ASTRONOMI PADA TIAP PERIODE
Sabtu, 06 April 2013
0
komentar
BAB I
PENDAHULUAN
Jagad raya beserta segenap isinya menyimpan berjuta misteri yang selalu menarik
perhatian manusia dari zaman ke zaman.Astronomi sebagai ilmu yang lahir dari
usaha manusia untuk menyingkap sebagian rahasia yang terkandung dalam alam
semesta telah berusia hampir sepanjang peradaban umat manusia.Tidak heran
apabila astronomi dipandang sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
tertua yang dikenal oleh umat manusia.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dua abad terakhir ini
juga berperan besar dalam membantu memberikan pemahaman yang lebih mendalam
bagi umat manusia terhadap benda-benda angkasa maupun fenomena-fenomena alam
yang menyertainya.Halaman ini ditujukan sebagai sarana untuk berbagi info
dengan sesama penggemar astronomi, juga dalam rangka memperkenalkan astronomi
bagi yang belum mengenalnya.Isi saya usahakan untuk ditampilkan secara ringan
agar mudah untuk dicerna.
Perkembangan konsep alam semesta telah lahir sejak
adanya peradaban manusia. Secara fitrah manusia ingin tahu lebih banyak
dan juga ingin mendapatkan kejelasan tentang bagaimana hakikat atas segala
sesuatu yang dilihatnya. Bagaimana manusia mengenal lingkungan tempat
tinggalnya kemudian beranjak tentang bentuk bumi dan hubungannya dengan
“langit” sesuai yang dilihatnya.
Memperhatikan
berbagai objek dan gejala di langit adalah kegiatan yang sudah dimulai sejak
peradaban yang paling kuno sekalipun. Hal ini mendorong aktivitas pengamatan
dan mencatatnya sebagai hasil pengamatan (data). Data itu diinterpretasikan dan
digunakan oleh peradaban manusia dari masa ke masa, dari bangsa ke bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN TEORI KEBUMIAN
Bumi telah
terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakanplanet
dengan urutan ketiga dari delapan planet yang memiliki jarak dekat
denganmatahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk
bulatdengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang
dapatdihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup dari kedelapan planet yang ada di
tatasurya kita. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan.
1. Periode
Pra-Sains (Antara zaman purbakala s.d. 1550)
Pada
periode pra-sains manusia belum berfikir mengenai awalterbentuknya bumi. Dari mana bumi berasal atau kapan bumi ini
terbentuk.Perkembangan pengetahuan mengenai bumi pada periode ini masih
seputar bentuk-bentuk bumi yang di kemukakan atas dasar pemikiran
yang sederhana.Pada tahun 384-322 SM, Aristoteles mengemukakan
teoriGeosentris(bumisebagai pusat tata surya)
yang kemudian di awal abad ke-2 Claudius Ptolemausjuga mengungkapkan
teori tersebut. Sedangkan sekitar tahun 310-230 SMAristrachus mengajukan
teoriheliosentris(matahari sebagai pusat tata surya)yang kemudian Copernicus juga mengungkapkan teori tersebut pada abad
ke-15.
2. Periode Awal Sains (1550 s.d. 1800)
Pada
periode ini merupakan periode awal manusia berfikir mengenai darimana dan
bagaimana proses bumi ini terbentuk.Hipotesis nebulapertama kali dikemukakan
oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775.Kabut/nebula adalah kabut yang
terdiri dari gas (terutamahelium dan hidrogen) dan partikel-partikel angkasa.Kemudian
ahli matematikaterkenal dari PrancisSimon de Laplace mengusulkan teori yang
hampir sama(teori kant-laplace).Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya
terdapat gas yangkemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik
antar gas inimembentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin
cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwaterlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
3. Periode Fisika Klasik (1800 s.d. 1900)
Seabad
sesudah teori kabut tersebut, munculTeori Planetesimal yangdikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwapada mulanya telah
terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal inididekati oleh
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan padabagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah
ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari,kemudian mengembun dan membeku sebagai
benda-benda yang padat, dandisebut planetesimal. Planetesimal ini dalam
perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi
kita.
Pada dasarnya, proses-proses
teoritis terjadinya planet-planet dan bumi,dimulai daribenda berbentuk gas yang
bersuhu sangat panas. Kemudian karenaproses waktu dan perputaran cepat, maka
terjadi pendinginan yang menyebabkanpemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh
Bumi bagian dalam masih bersuhutinggi.
4. Periode Fisika
Modern (1900 ± saat ini)
Teori Pasang Surut Gasini dikemukakan oleh
Jeans dan Jeffreys padatahun 1917, yakni
bahwa sebuahbintang besar mendekatimatahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan
terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saatmatahari itu masih berada
dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air lautyang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnyamassa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit
Bumi). Tetapi,jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar
dengan mataharimendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombangraksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang
tadi.Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa
matahari tadi danmerentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah
yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuhmatahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akanhilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akanberputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Prosespendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan
Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginanberjalan relatif lebih cepat.Sementara pendinginan berlangsung,
planet-planet itu masih mengelilingimatahari pada orbit berbentuk elips,
sehingga besar kemungkinan pada suatuketika meraka akan mendekati matahari
dalam jarak yang pendek. Akibatkekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi
pasang surut pada tubuh-tubuhplanet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik
kolom-kolom materi dariplanet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan
(satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang
dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama
dengan peranan bintang besar dalammembentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.Teori Bintang Kembar dikemukakan
oleh seorang ahli AstronomiR.A Lyttletonsekitar tahun 1930. Menurut teori
ini, bahwa dahulunya tata surya kitaberupa dua bintang yang hampir sama
ukurannya dan berdekatan yang salahsatunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan
kecil sehingga banyak materialyang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasiyang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang
tersebut mengelilingibintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu
adalah matahari,sedangkan pecahan bintang
yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya. Teori Dentuman besar (Big Bang T heory 1972). Teori ini berdasarkanjenis
asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis sangatbesar.
Adanya reaksi inti menyebabkan amssa tersebut meledak hebat. Massatersebut
kemudian mengembang dengan sangat cepat, menjauhi pusat ledakan.Karena adanya
gravitasi, maka bintang yang paling kuat gravitasinya akan menjadi
pusatnya.Dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli, kebanyakan ilmuwan mendukung
teori dentuman besar. Menurut mereka, ledakan besar tersebut merupakan awal
terbentuknya alam semesta. Berdasarkan Theory Big Bang,proses terbentuknya bumi
berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut
raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama
jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima
Sakti,kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar
ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
5. Perkembangan Ilmu Kebumian
Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi. Awalnya, bumi masih merupakan
planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan
unsur.Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan
bergerak ke permukaan.Ilmu bumia dalah suatu istilah untuk kumpulan cabang-cabang
ilmu yang mempelajari bumi.yang tidak stabil. Molekul di dalam inti Bumi (yang
umumnya berwujud ion)selalu bergerak dengan sangat cepat karena suhu dan
pengaruh medan gravitasi,menimbulkan arus listrik yang menciptakan medan magnet
raksasa yang disebut magnetosfer.Magnetosfer Bumi adalah suatu daerah di
angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal Bumi,
plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet. Di magnetosfer, campuran
ion-ion dan elektron-elektron bebas baik
dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan
listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.Magnetosfer Bumi
ditemukan tahun 1958 oleh satelit Explorer 1 selama penelitian yang dilakukan
pada masa Tahun Geofisika Internasional. Sebelumnya,para ilmuwan tahu bahwa
arus listrik mengalir di ruang angkasa, karena letusan matahari kadang
menyebabkan gangguan-gangguan ³badai magnetik´. Namun tidak seorangpun tahu, di
mana arus itu mengalir dan mengapa, atau bahwa angin matahari itu ada. Pada
Agustus dan September 1958, Proyek Argus dilakukan untuk menguji teori tentang
pembentukan sabuk radiasi yang mungkin memiliki kegunaaan taktis dalam perang.
.
B. Pengertian
Astronomi
Astromomi, erat sekali hubungannya dengan
perkara keseharian kita.Secara etimologi astronomi berarti "ilmu
bintang" adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian
yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya.Ilmu ini mempelajari asal-usul,
evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan
di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.Astronomi merupakan cabang
pengetahuan eksakta yang tertua.
Ikhwan As Shafa memberikan definisi
astronomi di dalam bukunya Rasaa-iluikhwan As Shafa, adalah ilmu untuk
mengetahui tata surya, menghitung banyak bintang (buruj), jarak, besar dan
gerakannya, serta mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pengetahuan
ini.
Thasy Kubra memberikan definisinya di
dalam bukunya MiftaahusSa’adah, adalah ilmu untuk mengetahui ihwal benda-benda
angkasa yang tinggi dan yang rendah, lengkap dengan bentuk, letak, ukuran serta
jaraknya.
Di dalam khazanahislam, astronomi dikenal
dengan nama ilmu falak yang berarti orbit atau lintasan benda-benda langit.
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit
khususnya bumi, bulan, dan matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan
untuk mengetahui posisi benda langit antara satu sama lainnya, agar dapat
diketahui waktu-waktu dipermukaan bumi. Ilmu falak ini sangat berpengaruh
sekali terhadap pelaksanaan ibadah dalam agama islam, seperti waktu shalat,
puasa ramadhan, arah qiblat,dan sebagainya.
Ilmu astronomi (ilmu falak) berbeda
dengan ilmu astrologi.Adapun astrologi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda
langit dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh benda-benda langit itu terhadap
kehidupan (nasib) seseorang di bumi.Astrologi lebih dikenal dengan ilmu nujum.
C.
Sejarah
Perkembangan Astronomi
1.
Astronomi
Sebelum Islam
Pada umumnya manusia memahami seluk beluk
alam semesta hanyalah seperti apa yang mereka lihat, bahkan sering ditambah
dengan macam tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka, bumi merupakan
pusat alam semesta.Setiap hari, matahari, bulan, dan bintang-bintang dengan
sangat tertibmengelilingi bumi.Peristiwa terjadinya gerhana, jatuhnya meteor,
adanya bintang berekor yang kebetulan tampak, dan lain sebagainya dianggap
sebagai hal yang tidak beres. Sekalipun demikian, ada diantara mereka yang
memahami alam raya dengan akal rasionya. Para ilmuwan yang pada saat itu antara
lain :
a)
Aristoteles
(384 – 322 M)
Aristoteles berpendapat bahwa pusat jagad
raya adalah bumi, sedangkan bumi selalu dalam keadaan tenang, tidak bergerak
dan tidak berputar.Semua gerak benda-benda angkasa mengelilingi bumi.Lintasan
masing-masing benda angkasa berbentuk lingkaran.Sedangkan peristiwa gerhana
misalnya tidak lagi dipandang sebagai adanya raksasa menelan bulan, melainkan
merupakan peristiwa alam.
b)
Claudius
Ptolomeus (140 M)
Pendapat yang dikemukakan oleh ptolomeus
sesuai dengan pandangan aristoteles tentang kosmos, yaitu pandangan
Geosentris.Bumi dikelilingi oleh bulan, Mercurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter,
Saturnus.Benda-benda langit tersebut jaraknya dari bumi berturut-turut semakin
jauh.Lintasan benda-benda langit tersebut berupa linngkaran di dalam bola
langit.Sementara langit merupakan tempat bintang-bintang sejati, sehingga
mereka berada pada dinding bola langit.
Ptolomeus menyusun buku besar tentang
ilmu bintang-bintang yang berjudul “syntasis”.Pandangan ptolomeus yang
geosentris ini berlaku sampai pada abad ke 6 Masehi tanpa ada perubahan.
2.
Ilmu
Astronomi dalam Peradaban Islam
Astronomi yang berkembang di dunia Islam
merupakan perkembangan dari ilmu perbintangan Persia, India dan Yunani. Meski
begitu, para astronom muslim bukanlah ilmuan yang pasif mengadopsi ilmu dari
peradaban lain, mereka juga terus aktif mengembangkan astronomi warisan para
ilmuan terdahulu. Sehingga para ahli perbintanganmuslim pun berhasil membangun
sistem keilmuan baru di bidang astronomi. Mereka juga semakin gencar melakukan
pelbagai observasi perbintangan.Menyinggung hal ini, Dr. Sigrid Hunke, penulis
asal Jerman, menuturkan, "Bagi kaum muslimin, setiap persoalan begitu
berharga, sehingga mereka berhasil temukan jawabannya dengan ratusan eksperimen
dan dalil."
Sebagian besar penemuan ilmuanmuslim di
bidang astronomi, merupakan penemuan yang aplikatif dan bisa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti metode menentukan waktu sholat, menghisab waktu
munculnya hilal untuk menetapkan awal bulan Ramadhan, dan memanfaatkan posisi
bintang sebagai petunjuk arah. Observasi dan penelitian tak kenal lelah para
astronom muslim terhadap benda-benda antariksa, dan pergerakannya, berhasil
membuahkan begitu banyak penemuan ilmiah. Sehingga, formula perhitungan yang
dimiliki oleh para ilmuanmuslim semakin objektif dan mendekati kenyataan.
Mengomentari hal ini, Dr. Sigrid Hunke dalam bukunya Budaya Islam diEropamenulis:"Jadwal
astronomi karya ilmuanmuslim, mengenai penentuan dan
perhitungan garis orbit matahari, bulan, planet-planet, dan ramalan waktu, yang
kemudian beredar di kalangan ilmuan Eropa, terus bertahan tanpa perubahan.
Karena pada abad X taraf keilmuan Eropa masih rendah dan belum mampu melakukan
kajian ilmiah yang objektif, apalagi membuat jadwal astronomi tersendiri.
a.
Perkembangan
Astronomi pada Masa Sahabat
Ilmu astronomi pada masa Nabi SAW dan
para sahabat telah ada namun masih berupa embrio. Hal ini dibuktikan dalam
keterkaitan benda-benda langit dengan keseharian umat muslim dalam beribadah.
Salah satunya adalah perintah nabi untuk melihat kemunculan bulan (hilal)
sebagai pertanda telah masuknya awal bulan khususnya bulan Ramadhan (puasa).
Berlanjut kepada Khalifah Umar yang waktu
itu baru diperkenalkan kalender lunar yang dikenal sebagai kalender Hijriah
yang dibuat berdasarkan peredaran bulan.Kalender ini memiliki dua belas bulan,
bulan sabit merupakan tanda telah masuknya awal bulan.Kalender ini mempunyai
sekitar 11 hari lebih singkat dibandingkan dengan tahun masehi.Kalender ini
masih digunakan untuk tujuan-tujuan keagamaan di kalangan umat Islam.
b.
Perkembangan
Astronomi Pada Zaman DinastiBaniUmayyah.
Sekitar tiga ratus tahun setalah wafatnya Nabi Muhammad SAW, negara-negara islam telah memiliki kebudayaan dan pengetahuan tinggi. Banyak sekali ilmuwan muslim bermunculan dengan hasil karyanya yang gemilangtertumpuk di perpustakaan-perpustakaan negara islam.
Sekitar tiga ratus tahun setalah wafatnya Nabi Muhammad SAW, negara-negara islam telah memiliki kebudayaan dan pengetahuan tinggi. Banyak sekali ilmuwan muslim bermunculan dengan hasil karyanya yang gemilangtertumpuk di perpustakaan-perpustakaan negara islam.
Selama seluruh pemerintahan pada zaman
BaniUmayyah, orang-orang arab merupakan bagian yang berkuasa. Di mata rakyat
mereka adalah golongan militer yang otokratis.Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
halus dan membuktikan ketekunan serta pemikiran yang dalam, mereka serahkan
kepada keturunan Abu Bakar ra, Umar ra, Utsmannra dan Ali ra.Kaum Hasyim dan
anak cucu Anshar merupakan golongan yang dicurigai.Merekalah yang mendapat
kedudukan tersisih di pemerintahan.Tak ayal mereka pun terjun ke dunia keilmuan
yang aman dan bebas.Dengan sistem pengikut, golongan penguasa bertambah kuat
dan menambah kekuatan menurut banyaknya pengikut.Pengikut-pengikut inilah,
didamping golongan yang dicurigai BaniHasyim dan kaum Anshar yang tidak mati
ketika Madinah dijarah – yang diserahi tugas pekerjaan sarjana, pembinaan seni
dan pengembangan ilmu dimasa pemerintahan baniUmayyah.
Di bawah pemerintahan baniUmayyah, kita
lihat orang islam menempuh zaman percobaan. Mereka mempersiapkan diri untuk
tugas besar yang suaranya sudah mereka dengar memanggil. Di dalam buku Al Islam
fi HadlaratihiwaNidlahimi, Anwar arRifa’I menyebutkan bahwa pada tahun 155
H/737 M atau tepatnya tujuh tahun sebelum kepunahan masa pemerintahan
baniUmayyah, orang-orang Arab pernah menterjemahkan buku Kunci Perbintangan
karangan Hermes Yang Bijaksana dari bahasa latin ke bahasa Arab. Katanya,
“perhatian orang-orang Arab dan kaum muslimin ditujukan kepada penterjemah
buku-buku astronomi, setelah sebelumnya perhatian mereka ditujukan kepada
ilmu-ilmu kecakapan pada masa pemerintahan khalidibnuWalid. Pada akhir masa
pemerintahan baniUmayyah, tujuh tahun sebelum jatuhnya daulahUmayyah, telah
selesai diterjemahkan sebuah buku astronomi berjudul Kunci Perbintangan
(MiftahAnNujum) karangan Hermes Yang Bijaksana.
Dalam perjalanan bidang keilmuan khususnya astronomi pada masa daulahbaniUmayyah, belum mendapat terobosan yang begitu besar.Bidang keilmuan yang lainnya pun belum begitu berkembang.
Dalam perjalanan bidang keilmuan khususnya astronomi pada masa daulahbaniUmayyah, belum mendapat terobosan yang begitu besar.Bidang keilmuan yang lainnya pun belum begitu berkembang.
c.
Perkembangan
Astronomi Pada Zaman DinastiAbbasyiah
Berbeda dengan dinastiUmayyah,
dinastiAbbasyiah lebih berkembang dalam bidang keilmuan jauh lebih maju. Banyak
para ilmuanmuslim yang melahirkan pemahaman baru dalam wacana agama dan sains.
Para ahli falsafah dan sains, serta jurutera-jurutera dari dunia Islam banyak
menyumbang kepada ranah teknologi. Mereka melakukan ini dengan dua cara, yaitu
dengan mengekalkan tradisi-tradisi yang awal, serta dengan menambahkan
rekaan-rekaan dan pembaharuan-pembaharuan mereka sendiri. Pencapaian-pencapaian
saintifik dan intelektual mekar. Sehingga zaman DinastiAbbasyiah sering dikenal
dengan zaman keemasan islam (750 M – 1250 M).
Pada tahun 773 M, seorang pengembara India menyerahkan sebuah buku data astronomis yang berjudul Shindhind atau Shindanta kepada kerajaan islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu Ja’far Al Manshur (719-775 M) diperintahkan agar buku itu diterjemahkan kedalam bahasa Arab.Perintah ini dilakukan oleh Muhammad Ibn Ibrahim Al Fazari (w. 796 M). Atas usahanya inilah Al Fazari dikenal sebagai ahli ilmu falak yang pertama di dunia islam.
Pada tahun 773 M, seorang pengembara India menyerahkan sebuah buku data astronomis yang berjudul Shindhind atau Shindanta kepada kerajaan islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu Ja’far Al Manshur (719-775 M) diperintahkan agar buku itu diterjemahkan kedalam bahasa Arab.Perintah ini dilakukan oleh Muhammad Ibn Ibrahim Al Fazari (w. 796 M). Atas usahanya inilah Al Fazari dikenal sebagai ahli ilmu falak yang pertama di dunia islam.
Banyak tokoh-tokoh astronomiyang muncul
pada abad pertengahan, diantaranya adalah :
1)
Abu
RayhanBiruni, merupakan salah seorang astronom muslim Iran yang terkemuka. Ia
hidup sekitar tahun 972 hingga 1048 M. George Sarton, dalam bukunya
Introduction to the History of Science, menulis: "Biruni lahir dari
keluarga Iran, ia adalah filosof, matematikawan, astronom, dan pakar geografi.
Ia adalah ilmuan yang serba bisa dan salah seorang ilmuan terbesar di sepanjang
zaman. Pemikirannya yang kritis, hatinya yang terbuka, cintanya pada hakikat,
dan pandangannya yang inovatif, hampir tiada bandingannya di Abad
Pertengahan".
Telaah Astronomi Biruni meliputi masalah
gerakan bumi, gaya tarik dan bentuk bumi yang bulat, serta perputaran bumi pada
porosnya. Bahkan Biruni telah mengemukakan teori heliosentris yang membuktikan
perputaran tahunan bumi terhadap matahari, teori ini dia kemukakan 6 abad
sebelum Copernicus, Kepler maupun Newton mengungkap teori tersebut.Penemuan
penting lainnya Biruni di bidang astronomi dan geodesi adalah teknik pengukuran
radius bumi.Hasil pengukuran Biruni ini amat mendekati hasil perhitungan
modern.
2)
Abu
Abdullah Muhammad Ibnu Musa (Al Khawarizmi ), Sangat sedikit orang yang
mengetahui riwayat hidup al-Khawarizmi. Dia lahir sebelum tahun 800 M dan
meninggal setelah tahun 847 M. Dia dikenal dengan sebutan al-Khawarizmi karena berasal
dari Khawarizm, sebuah daerah di timur laut Kaspia.Al-Khawarizmi diperkirakan
hidup di pinggiran Baghdad pada masa Khalifah al-Ma’mun (813-833 M) zaman
dinastiAbbasiyyah. Khalifah al-Ma’mun menjadi sahabat karibnya. Dia menjadikan
al-Khawarizmi sebagai anggota Bait al-Khikmah (Wisma Kearifan) di Baghdad .
Sebuah lembaga penelitian ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Khalifah
Harunar-Rasyid.
Bait al-Khikmah memiliki berbagai keunggulan yang masyhur di dunia Islam. Kesuksesan al-Khawarizmi dalam bidang Astronomi dan Aljabar didedikasikan kepada Khalifah al-Makmun. Sementara Khalifah al-Makmun sendiri banyak memberikan penghargaan kepada al-Khawarizmi.Dengan Ilmu Astronomi, al-Khawarizmimengungkap ramalan tentang waktu Nabi Muhammad SAW dilahirkan secara cermat. Dia juga tercatat sebagai salah seorang astronom yang ikut membuat peta dunia atas permintaan Khalifah al-Makmun. Peta dunia tersebut kemudian dikenal dengan nama Peta Ptolemy.Karya intelektual al-Khawarizmi tentang Aritmetika dan Aljabar menjadi sumber acuan Ilmu Matematika di belahan Barat dan Timur. Penulis sejarah Matematika kenamaan, George Sarton, mengungkapkan bahwa al-Khawarizmi adalah salah seorang Ilmuwan Muslim terbesar dan terbaik pada masanya. Sartonmenggolongkan bahwa periode antara Abad Keempat sampai Kelima sebagai Zaman al-Khawarizmi, karena dia adalah Ahli Matematika terbesar pada masanya. Smith dan Karpinski menggambarkan pribadi al-Khawarizmi sebagai tokoh terbesar pada masa keemasan Baghdad, setelah seorang penulis Muslim menggabungkan Ilmu Matematika klasik Barat dan Timur, mengklasifikasikan dan akhirnya membangkitkan kesadaran daratan Eropa.Pengaruh lain yang berkaitan erat dengan Ilmu Matematika adalah suku kata algoritm yang dinotasikan sebagai prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Tulisannya tentang aritmetika berbahasa Arab pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin memainkan peran penting dalam perkembangan bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Meskipun bukan murni sebagai penemunya, tahapan yang dilakukan al-Khawarizmi merupakan format pengembangan sistem bilangan kita saat ini. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh, yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi, dapat dikatakan sebagai sebuah revolusi perhitungan di Abad Pertengahan bagi bangsa Eropa.
Bait al-Khikmah memiliki berbagai keunggulan yang masyhur di dunia Islam. Kesuksesan al-Khawarizmi dalam bidang Astronomi dan Aljabar didedikasikan kepada Khalifah al-Makmun. Sementara Khalifah al-Makmun sendiri banyak memberikan penghargaan kepada al-Khawarizmi.Dengan Ilmu Astronomi, al-Khawarizmimengungkap ramalan tentang waktu Nabi Muhammad SAW dilahirkan secara cermat. Dia juga tercatat sebagai salah seorang astronom yang ikut membuat peta dunia atas permintaan Khalifah al-Makmun. Peta dunia tersebut kemudian dikenal dengan nama Peta Ptolemy.Karya intelektual al-Khawarizmi tentang Aritmetika dan Aljabar menjadi sumber acuan Ilmu Matematika di belahan Barat dan Timur. Penulis sejarah Matematika kenamaan, George Sarton, mengungkapkan bahwa al-Khawarizmi adalah salah seorang Ilmuwan Muslim terbesar dan terbaik pada masanya. Sartonmenggolongkan bahwa periode antara Abad Keempat sampai Kelima sebagai Zaman al-Khawarizmi, karena dia adalah Ahli Matematika terbesar pada masanya. Smith dan Karpinski menggambarkan pribadi al-Khawarizmi sebagai tokoh terbesar pada masa keemasan Baghdad, setelah seorang penulis Muslim menggabungkan Ilmu Matematika klasik Barat dan Timur, mengklasifikasikan dan akhirnya membangkitkan kesadaran daratan Eropa.Pengaruh lain yang berkaitan erat dengan Ilmu Matematika adalah suku kata algoritm yang dinotasikan sebagai prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Tulisannya tentang aritmetika berbahasa Arab pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin memainkan peran penting dalam perkembangan bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Meskipun bukan murni sebagai penemunya, tahapan yang dilakukan al-Khawarizmi merupakan format pengembangan sistem bilangan kita saat ini. Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh, yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi, dapat dikatakan sebagai sebuah revolusi perhitungan di Abad Pertengahan bagi bangsa Eropa.
3)
Al
Farghani, pakar astronomi berbangsa Farsi ini telah menulis sebuah buku
unsur-unsur astronomi yang dipanggil "Kitab fi al-Harakat
al-SamawiyawaJawamiIlm al-Nujum". Ia merupakan satu usaha berdasarkan
astronomi Ptolemy. Dia juga memperkenalkan beberapa pandangan baru termasuk
precession yang melibatkan kedudukan nyata, bukan saja planet-planet, malahan
bintang-bintang juga. Usaha ini memainkan peranan penting di Eropah Barat
apabila ia diterjemahkan kedalam bahasa Latin dalam kurun ke-12.
4)
Al
Battani, Iamencerap langit dari Syria dan telah membuat beberapa ukuran pada
kepersisan amat tinggi buat zaman tersebut. Dia juga telah menentukan
jangkamasa satu tahun solar, ukuran precession ekuinoks dan kecondongan dataran
ecliptik. Dia juga mengambil kesempatan untuk mengasaskan satu
katalogmengandungi 489 bintang-bintang. Dari pandangan yang lebih teoritikal
pula, usaha utamanya yang ditulis di dalam Kitab al-Zij, adalah amat penting
sebab ia memperkenalkan buat pertama kali trigonometri didalam penyelidikan
langit. Pendekatan cara baru ini terbukti lebih berkuasa dari kaedah geometri
Ptolemy. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin didalam kurun ke-12.
Ia telah mempengaruhi tokoh-tokoh utama dari Eropah dalam kurun ke-16 hingga
ke-17.
Dan masih banyak tokoh-tokoh astronomi lainnya yang lahir pada masa DinastiBaniAbbasyiah.
Dan masih banyak tokoh-tokoh astronomi lainnya yang lahir pada masa DinastiBaniAbbasyiah.
d.
Warisan
Astronom Muslim pra dan pasca abad pertengahan.
Di abad pertengahan, banyak sekali nama-nama ilmuwan astronom Islam dan karya mereka dalam menyumbang peradaban pada masa itu. Salah satu astronom muslim yang banyak melahirkan karya adalah Abu’lHasan ‘aliibn ‘Abd al-Rahman atau yang lebih dikenal dengan nama IbnYunus. IbnYunus adalah seorang astronom muslim abad 10 M yang berasal dari Kairo. Beliau banyak mewarisi tabel-tabel astronomis, Gambar-gambar tersebut banyak bersumber dari sejumlah museum di negara muslim, seperti Egyptian National Museum.
IbnYunus juga menyusun rumus waktu = a (h) yaitu sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari h dan bujur (longitude) matahari untuk kotaKairo (lintang/latitude sebesar 30 N). IbnYunus menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat. Tabel fungsi waktu tersebut disusun untuk h = 1, 2, 3, …, 83 = 1, 2, …, 90 dan 181, 182, …, 270 derajat. Tabellderajat, dan tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. IbnYunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk kotaKairo. Selain itu, disusun pula tabel a(h) saat equinox untuk h = 1, 2, …, 60 derajat.Tabel untuk menghitung lama siang hari (length of daylight) juga disusun oleh IbnYunus. Beliau juga menyusun tabel untuk menentukan azimuth matahari untuk kotaKairo (latitude 30 derajat) dan Baghdad (latitude 33:25), tabel sinus untuk amplitude terbitnya matahari di Kairo dan Baghdad. IbnYunus juga disebut sebagai kontributor utama untuk penyusunan jadual waktudi Kairo.
Secara ringkas, sejumlah astronom muslim lainnya adalah sebagai berikut. Al-Mizzi (Damaskus), Al-Khalili (Damaskus), Ahmad Efendi (Istanbul), al-Kutubi (Kairo), Al-Karaki (Jerusalem), ShalihEfendi (Istanbul), Husain Husni (Mekkah) serta Al-Tanthawi (Damaskus) menyusun tabel waktu sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk latitude tertentu. Tabel waktu sebagai fungsi altitude meridian untuk latitude tertentu dibuat oleh ‘Ali ibnAmajur (Baghdad), Al-Tusi (Maroko), dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel waktu untuk terbit matahari atau bintang tetap untuk seluruh latitude disusun oleh Najmuddin al-Mishri (Kairo). Tabel waktu malam sebagai fungsi right ascension bintang untuk latitude tertentu disusun oleh Syihabuddin al-Halabi (Damaskus) dan Muhammad ibnKatibSinan (Istanbul).
Di abad pertengahan, banyak sekali nama-nama ilmuwan astronom Islam dan karya mereka dalam menyumbang peradaban pada masa itu. Salah satu astronom muslim yang banyak melahirkan karya adalah Abu’lHasan ‘aliibn ‘Abd al-Rahman atau yang lebih dikenal dengan nama IbnYunus. IbnYunus adalah seorang astronom muslim abad 10 M yang berasal dari Kairo. Beliau banyak mewarisi tabel-tabel astronomis, Gambar-gambar tersebut banyak bersumber dari sejumlah museum di negara muslim, seperti Egyptian National Museum.
IbnYunus juga menyusun rumus waktu = a (h) yaitu sebagai fungsi ketinggian (altitude) matahari h dan bujur (longitude) matahari untuk kotaKairo (lintang/latitude sebesar 30 N). IbnYunus menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat. Tabel fungsi waktu tersebut disusun untuk h = 1, 2, 3, …, 83 = 1, 2, …, 90 dan 181, 182, …, 270 derajat. Tabellderajat, dan tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error untuk altitude yang besar. IbnYunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk kotaKairo. Selain itu, disusun pula tabel a(h) saat equinox untuk h = 1, 2, …, 60 derajat.Tabel untuk menghitung lama siang hari (length of daylight) juga disusun oleh IbnYunus. Beliau juga menyusun tabel untuk menentukan azimuth matahari untuk kotaKairo (latitude 30 derajat) dan Baghdad (latitude 33:25), tabel sinus untuk amplitude terbitnya matahari di Kairo dan Baghdad. IbnYunus juga disebut sebagai kontributor utama untuk penyusunan jadual waktudi Kairo.
Secara ringkas, sejumlah astronom muslim lainnya adalah sebagai berikut. Al-Mizzi (Damaskus), Al-Khalili (Damaskus), Ahmad Efendi (Istanbul), al-Kutubi (Kairo), Al-Karaki (Jerusalem), ShalihEfendi (Istanbul), Husain Husni (Mekkah) serta Al-Tanthawi (Damaskus) menyusun tabel waktu sebagai fungsi altitude dan longitude matahari untuk latitude tertentu. Tabel waktu sebagai fungsi altitude meridian untuk latitude tertentu dibuat oleh ‘Ali ibnAmajur (Baghdad), Al-Tusi (Maroko), dan Taqi al-Din (Istanbul). Tabel waktu untuk terbit matahari atau bintang tetap untuk seluruh latitude disusun oleh Najmuddin al-Mishri (Kairo). Tabel waktu malam sebagai fungsi right ascension bintang untuk latitude tertentu disusun oleh Syihabuddin al-Halabi (Damaskus) dan Muhammad ibnKatibSinan (Istanbul).
Astronom
Islam juga merevisi orbit bulan dan planet-planet. Al-Battani mengusulkan teori
baruuntuk menentukan kondisi dapat terlihatnya bulan baru. Tak hanya itu, ia
juga berhasilmengubah sistem perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke
dalam 60 bagian (jam) menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam
waktu malam sehingga berjumlah 24 jam.
Buku
fenomenal karya Al-Battani pun diterjemahkan Barat. Buku 'De Scienta Stelarum
De Numeris Stellarum' itu kini masih disimpan di Vatikan. Tokoh-tokoh
astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus, Kepler dan Peubach tak
mungkin mencapai sukses tanpa jasa Al-Batani.
Copernicus
dalam bukunya 'De Revoltionibus Orbium Clestium' mengaku berutang
budi pada Al-Battani.Dunia astronomi juga tak bisa lepas dari bidang
optik. Melalui bukunya Mizan Al-Hikmah, AlHaitham mengupas kerapatan atmofser.
Ia mengembangkan teori mengenai hubungan antarakerapatan atmofser dan
ketinggiannya. Hasil penelitiannya menyimpulkan ketinggian atmosfir akan
homogen di ketinggian lima puluh mil.Teori yang dikemukakan Ibn Al-Syatir
tentang bumi mengelilingi matahari telah menginspirasiCopernicus. Akibatnya,
Copernicus dimusuhi gereja dan dianggap pengikut setan.
Demikian juga
Galileo, yang merupakan pengikut Copernicus, secara resmi dikucilkan oleh
Gereja Katolik dan dipaksa untuk bertobat, namun dia menolak.Menurut para
ahli sejarah, kedekatan dunia Islam dengan dunia lama yang dipelajarinya
menjadifaktor berkembangnya astronomi Islam. Selain itu, begitu banyak teks
karya-karya ahliastronomi yang menggunakan bahasa Yunani Kuno, dan Persia yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab selama abad kesembilan. Proses ini
dipertinggi dengan toleransi terhadap sarjana dari agama lain. Sayang, dominasi
itu tak bisa dipertahankan umat Islam.
Ilmuwan
Islam begitu banyak memberi kontribusi bagi pengembangan dunia astronomi.
Buah pikir dan hasil kerja keras para sarjana Islam diera tamadun itu
diadopsi serta dikagumi parasaintis Barat. Inilah beberapa ahli astronomi Islam
dan kontribusi yang telah disumbangkannya bagi pengembangan `ratu sains'
itu.
Ø Al-Battani (858-929).
Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari buah
pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah al-Zij al-Sabi.
Kitab itu sangat bernilai dan dijadikan rujukan para ahli astronomiBarat selama
beberapa abad, selepas Al-Battani meninggal dunia. Ia berhasil
menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan
mengoreksi hasil kerja Ptolemeusmengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu.
Al-Battani juga mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit
planet-planet. Ia memiliki peran yang utama dalam merenovasiastronomi modern
yang berkembang kemudian di Eropa.
Ø Al-Sufi (903-986 M)
Orang
Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman as-Sufi.
Al-Sufimerupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi terapan. Ia
berkontribusi besar dalammenetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan
planet dan juga pergerakan matahari. DalamKitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar,
Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang,memperbincangkan kedudukan bintang, jarak,
dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenaiastrolabe (perkakas kuno yang biasa
digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola langit) dan
seribu satu cara penggunaannya.
Ø Al-Biruni (973-1050 M)
Ahli astronomi yang satu ini, turut memberi sumbangan dalam
bidang astrologi pada zamanRenaissance. Ia telah menyatakan bahwa bumi berputar
pada porosnya. Pada zaman itu, Al-Biruni juga telah memperkirakan ukuran bumi
dan membetulkan arah kota Makkah secarasaintifik dari berbagai arah di dunia.
Dari 150 hasil buah pikirnya, 35 diantaranya didedikasikanuntuk bidang
astronomi.
Ø Ibnu Yunus (1009 M)
Sebagai
bentuk pengakuan dunia astronomi terhadap kiprahnya, namanya diabadikan
padasebuah kawah di permukaan bulan. Salah satu kawah di permukaan bulan ada
yang dinamakanIbn Yunus. Ia menghabiskan masa hidupnya selama 30 tahun dari
977-1003 M untuk memperhatikan benda-benda di angkasa. Dengan menggunakan
astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah
membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenaikedudukan matahari sepanjang tahun.
Ø Al-Farghani
Nama
lengkapnya Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia
merupakansalah seorang sarjana Islam dalam bidang astronomi yang amat dikagumi.
Beliau adalahmerupakan salah seorang ahli astronomi pada masa Khalifah
Al-Ma'mun. Dia menulis mengenaiastrolabe dan menerangkan mengenai teori
matematik di balik penggunaan peralatan astronomiitu. Kitabnya yang paling populer
adalah Fi Harakat Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujumtentang kosmologi.
Ø Al-Zarqali (1029-1087 M)
Saintis
Barat mengenalnya dengan panggilan Arzachel. Wajah Al-Zarqali diabadikan pada
setemdi Spanyol, sebagai bentuk penghargaan atas sumbangannya terhadap
penciptaan astrolabe yanglebih baik. Beliau telah menciptakan jadwal Toledan
dan juga merupakan seorang ahli yangmenciptakan astrolabe yang lebih kompleks
bernama Safiha.
Ø Jabir
IbnAflah (1145 M)
Sejatinya
Jabir Ibn Aflah atau Geber adalah seorang ahli matematik Islam berbangsa
Spanyol. Namun, Jabir pun ikut memberi warna da kontribusi dalam
pengembangan ilmu astronomi.Geber, begitu orang barat menyebutnya, adalah
ilmuwan pertama yang menciptakan sferacakrawala mudah dipindahkan untuk
mengukur dan menerangkan mengenai pergerakan objek langit. Salah satu
karyanya yang populer adalah Kitab al-Hay'ah.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada
umumnya manusia memahami seluk beluk alam semesta hanyalah seperti apa yang
mereka lihat, bahkan sering ditambah dengan macam tahayul yang bersifat
fantastis. Menurut mereka, bumi merupakan pusat alam semesta. Setiap hari,
matahari, bulan, dan bintang-bintang dengan sangat tertib mengelilingibumi.Sebagian
besar penemuan ilmuan muslim di bidang astronomi, merupakan penemuan yang aplikatif
dan bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti metode menentukan waktu
sholat, menghisab waktu munculnya hilal untuk menetapkan awal bulan Ramadhan,
dan memanfaatkan posisi bintang sebagai petunjuk arah. Observasi dan penelitian
tak kenal lelah para astronom muslim terhadap benda-benda antariksa, dan
pergerakannya, berhasil membuahkan begitu banyak penemuan ilmiah. Sehingga,
formula perhitungan yang dimiliki oleh para ilmuan muslim semakin objektif dan
mendekati kenyataan.Astronomi merupakan salah satu disiplin ilmu yang
berkembang pesat di masa keemasan peradaban Islam. Terkait hal ini, salah satu
tokohnya yaitu Al-Battani, seorang astronom akhir abad 9 menulis, "Dengan
bantuan pengetahuan mengenai benda-benda antariksa, manusia bisa membuktikan
kebenaran tauhid, dan mengenali kebesaran alam semesta, serta berhasil meraih
ilmu pengetahuan yang terluhur, kekuatan terbesar, dan kesempurnaan. Karena
itu, kaum muslimin merasa memerlukan astronomi untuk mengatur persoalan
hidupnya.
B. SARAN
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat, masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
dari teman-teman maupun rekan-rekan sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian dan terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Free Music at divine-music.info
Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-mp3-di-blog.html#ixzz2QKIegIzl Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook Read more: http://impoint.blogspot.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-mp3-di-blog.html#ixzz2QKHzpCrf Dilarang copy paste artikel tanpa menggunakan sumber link - DMCA Protected Follow us: @ravdania on Twitter | pemakan.worell on Facebook
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PERKEMBANGAN SAINS KEBUMIAN DAN ASTRONOMI PADA TIAP PERIODE
Ditulis oleh Junari Sape
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://nary-junary.blogspot.com/2013/04/perkembangan-sains-kebumian-dan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Junari Sape
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar